Sepanjang tahun 2018 lalu, Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation—yayasan yang menghimpun, mengelola, dan mendistribusikan dana zakat, infaq, sedekah, wakaf, dan dana sosial lainnya dari masyarakat umum—mampu mencatatkan kinerja yang positif.
Dari target awal penghimpunan dana yang sebesar Rp 32,8 miliar, MAI Foundation berhasil menghimpun dana hingga Rp 33,4 miliar di 2018. Bahkan, total dana yang dihimpun MAI Foundation di 2018 itu juga mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2017 yang hanya Rp 25,8 miliar.
Total dana di 2018 lalu itu diperoleh dari 5.383 donatur yang mayoritas berasal dari karyawan Bank Mandiri (5.175 orang). Sisanya, berasal dari anak perusahaan (37 orang) dan non karyawan (171 orang).
Sementara itu, sampai dengan Desember 2018, realiasi penyaluran dana mencapai Rp 28,1 miliar, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 119.350 jiwa atau melebih target di awal yang hanya 75.000 jiwa.
Diungkapkan Agus Dwi Handaya, Pembina MAI Foundation, dalam sambutannya di acara Public Expose 2019 MAI Foundation pada hari ini (13/2) di Jakarta, kinerja positif tersebut menunjukkan bahwa MAI Foundation makin dipercaya oleh masyarakat. “Salah satu misi MAI Foundation yaitu terpercaya. Berkaitan dengan hal tersebut, penting sekali bagi MAI untuk dapat memegang amanah secara baik,” ucapnya.
Merujuk program pemerintah yang tertuang dalam 17 butir Sustainable Development Goals (SDGs), MAI Foundation membagi programnya dalam enam pilar Bina, yakni Bina Kesehatan, Bina Sarana Fisik, Bina Ekonomi, Bina Sosial, dan Bina Ilmu.
Ketua Umum MAI Foundation Tedi Nurhikmat menuturkan, “Objektif dari program-program MAI Foundation adalah pengentasan kemiskinan, kelaparan, tercapainya kesejahteraan, air bersih dan sanitasi, pendidikan yang tuntas dan berkualitas, serta terjaminnya kualitas hidup yang baik melalui layanan kesehatan.”
Atas pencapaian yang signifikan di tahun lalu, ditegaskan Direktur MAI Foundation Abdul Ghofur, MAI harus terus berinovasi dalam hal kebermanfaatan program, pelayanan, dan pelaporan untuk menjaga kepercayaan donatur maupun para stake holder. “Kami berusaha memperlihatkan kebermanfaatan program yang dikelola MAI juga pelayanan dan pelaporan kepada donatur dan stakeholder agar kepercayaan mereka dalam menyalurkan dana ZISWAF-nya bisa berkelanjutan,” katanya.
Oleh karena itu, pada kesempatan Public Expose MAI 2019, MAI Foundation juga meluncurkan tiga program barunya. Pertama, Program Kemudahan Berwakaf, yakni program kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Syariah Mandiri agar wakaf semakin mudah dengan Mandiri Syariah Mobile. Kedua, Program Rumah Sehat Mandiri, yakni rumah singgah sementara bagi pasien dhuafa rujukan RSUP Sardjito Yogyakarta dan RS Karyadi Semarang yang berasal dari luar daerah. Ketiga, Program Urbanpreneur, yang merupakan program ekonomi dengan memberdayakan tukang bakso keliling untuk peningkatan taraf hidup penggiat usaha.