Terakhir, penting untuk mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari posisi merek di TikTok dalam konteks strategi pemasaran yang lebih luas. Meskipun TikTok bisa menjadi alat yang efektif untuk mencapai keterlibatan yang tinggi dalam jangka pendek, merek perlu memastikan bahwa ini diterjemahkan ke dalam loyalitas merek dan minat beli yang berkelanjutan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Bruhn et al. (2012) dalam penelitian mereka tentang media sosial dan loyalitas merek, strategi pemasaran yang sukses adalah yang memadukan inisiatif digital dengan upaya pemasaran tradisional dan saluran lain untuk menciptakan pengalaman merek yang kohesif dan berkesinambungan.
Pemasaran Bittersweet by Najla melalui TikTok menawarkan wawasan berharga tentang potensi dan tantangan dalam memanfaatkan media sosial untuk pemasaran digital. Kunci keberhasilan terletak pada kemampuan untuk terus berinovasi sambil mempertahankan komunikasi yang autentik dan responsif dengan audiens, serta mengintegrasikan strategi ini ke dalam pendekatan pemasaran yang lebih luas dan beragam.
Referensi:
Bruhn, M., Schoenmueller, V., & Schäfer, D.B. (2012). Are social media replacing traditional media in terms of brand equity creation? Management Research Review, 35(9), 770-790.
De Vries, L., Gensler, S., & Leeflang, P.S.H. (2012). Popularity of Brand Posts on Brand Fan Pages: An Investigation of the Effects of Social Media Marketing. Journal of Interactive Marketing, 26(2), 83-91.
Knoll, J. (2016). Advertising in social media: a review of empirical evidence. International Journal of Advertising, 35(2), 266-300.
Meliawati, T., Gerald, S. C., & Aruman, A. E. (2023). The Effect of Social Media Marketing TikTok and Product Quality Towards Purchase Intention. Journal of Consumer Sciences, 8(1), 77-92. https://doi.org/10.29244/jcs.8.1.77-92
