BERHENTI ADALAH TINDAKAN CINTA, BUKAN TANDA MENYERAH

Fenomena Great Resignation di dunia kerja juga menunjukkan bagaimana banyak orang kini berani berhenti dari pekerjaan yang tidak memuaskan untuk mencari kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar.

Jutaan pekerja memilih untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan nilai dan aspirasi pribadi mereka, menunjukkan perubahan besar dalam cara pandang terhadap karier dan kesuksesan. Contohnya, seorang teman saya yang bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan besar memutuskan untuk berhenti dan memulai usaha kecil di bidang kuliner.

Keputusannya ini didorong oleh keinginan untuk memiliki kontrol lebih besar atas hidupnya dan menemukan kepuasan dalam pekerjaan yang benar-benar disukainya.

Dalam konteks hubungan pribadi, tokoh seperti Nora dalam A Doll’s House karya Henrik Ibsen, menunjukkan keberanian untuk meninggalkan pernikahan yang mengekang demi mencari identitas dan kebebasan diri.

Langkah ini sering kali dianggap radikal, tetapi mencerminkan pentingnya mengikuti hati dan pikiran sendiri, bahkan ketika itu berarti meninggalkan situasi yang sudah lama dijalani. Nora memutuskan untuk berhenti dari peran yang telah ditetapkan oleh masyarakat dan suaminya, memilih untuk mencari jati diri yang sejati.

Namun, berhenti bukan tanpa risiko dan tantangan. Ada stigma sosial yang kuat terhadap tindakan berhenti, sering kali dilihat sebagai tanda kelemahan atau kegagalan. Banyak orang merasa bersalah atau takut akan konsekuensi dari keputusan mereka.

Inilah mengapa Keller menekankan pentingnya memahami alasan dan konteks di balik keputusan untuk berhenti. Dengan pemahaman yang lebih dalam, seseorang dapat melihat bahwa berhenti bisa menjadi tindakan cinta diri dan keberanian.

Keller memberikan perspektif baru tentang berhenti sebagai strategi hidup yang sah dan bahkan penting. Dalam dunia yang sering kali mendorong untuk terus bergerak maju tanpa henti, berhenti bisa menjadi langkah revolusioner untuk menemukan kembali arah hidup dan mencapai kepuasan yang sejati.

Dengan menggabungkan penelitian ilmiah, wawancara dengan individu yang telah membuat perubahan besar, dan analisis budaya, Keller memberikan panduan yang mendalam dan inspiratif untuk memahami seni berhenti.

Berhenti, seperti yang diilustrasikan oleh Keller, bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru dan lebih baik. Baik itu dalam karier, hubungan, atau aspirasi pribadi, keberanian untuk berhenti dan memulai kembali adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan memuaskan.

Dalam dunia politik, keputusan untuk berhenti juga dapat menjadi tindakan cinta terhadap diri sendiri dan masyarakat. Contohnya, pengunduran diri Richard Nixon sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1974 di tengah skandal Watergate.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)