EKSPLOITASI NANO-INFLUENCER: STRATEGI PEMASARAN BARU?

Hari-hari ini, perusahaan direct-to-consumer (DTC) semakin percaya bahwa pemasaran influencer adalah opsi yang efektif untuk seeding. Namun, pertanyaan manajerial yang relevan untuk perusahaan DTC, yaitu apakah harus menargetkan influencer dengan jumlah pengikut rendah atau tinggi untuk menghasilkan pendapatan langsung, masih belum terjawab.

.

.

Direct-to-consumer (DTC) adalah model bisnis di mana perusahaan menjual produk atau layanan mereka langsung kepada konsumen tanpa perantara seperti distributor, pengecer, atau grosir. Warby Parker adalah perusahaan kacamata yang menjual produk mereka langsung kepada konsumen melalui situs web dan toko fisik mereka. Mereka memotong perantara tradisional dan menawarkan kacamata berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

Dengan menggunakan model DTC, Warby Parker telah berhasil mengeliminasi banyak hambatan yang biasanya dihadapi oleh konsumen saat membeli kacamata. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, memberikan kontrol yang lebih besar atas merek dan pengalaman pelanggan.

Strategi ini juga sangat kompatibel dengan penggunaan influencer dalam kampanye pemasaran. Sebagai contoh, melibatkan nano-influencer dan micro-influencer yang khusus berbicara kepada niche pasar yang sesuai dengan profil konsumen Warby Parker dapat meningkatkan kepercayaan dan personalisasi dalam komunikasi merek.

Dengan demikian, kombinasi model DTC dan strategi "The Long Tail of Social Media Influence" membuka peluang besar untuk menciptakan pengalaman yang lebih kaya dan lebih terfokus bagi konsumen.

Konsep "The Long Tail of Social Media Influence" mengacu pada pengaruh signifikan yang dimiliki oleh influencer dengan jumlah pengikut yang relatif kecil, sering dikenal sebagai nano-influencer atau micro-influencer, dalam kampanye pemasaran.

Istilah "long tail" diambil dari teori statistik yang menggambarkan bagaimana sejumlah besar kejadian sering terjadi di bagian "ekor" distribusi yang panjang, yang dalam hal ini, berarti influencer dengan pengikut yang lebih sedikit namun memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi.

Dalam studinya yang menggunakan data sekunder dari 1.881.533 pembelian dan hasil dari tiga studi lapangan penuh dengan ratusan endorsement berbayar, dan dimuat di Journal of Marketing (2024) Maximilian dan kawan-kawan menemukan bahwa influencer dengan pengikut rendah, memberikan ROI yang lebih tinggi dibandingkan dengan influencer dengan pengikut tinggi.

Hal ini didukung oleh data empiris dan studi lapangan yang menunjukkan bahwa keterlibatan pengikut adalah kunci dalam meningkatkan pendapatan melalui pemasaran influencer. Data ini mencakup kode diskon khusus influencer yang memungkinkan atribusi produk yang terjual melalui posting bersponsor di Instagram.

Dalam dunia media sosial, meskipun influencer dengan jutaan pengikut bisa menjangkau audiens besar, influencer dengan pengikut yang lebih kecil ini cenderung memiliki keterlibatan yang lebih kuat dengan audiens mereka. Mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih pribadi dan interaktif dengan audiens mereka. Koneksi ini lebih otentik dan membangun kepercayaan yang lebih dalam, yang seringkali lebih efektif untuk kampanye pemasaran yang lebih spesifik dan terfokus.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)