Untuk keempat kalinya, Telkom University Bandung menggandeng Bussines Digest, lembaga survei Grup SWA, menggelar program "Indonesia Best eMark Award 2018". Program tersebut merupakan kompetisi antarperusahaan dalam mengembangkan e-marketing (memasarkan produk dengan memanfaatkan media elektronik atau internet) untuk meningkatkan kinerja pemasaran/penjualannya.
Kali ini, Indonesia Best eMark Award 2018 menghadirkan 24 tim perusahaan finalis yang telah diseleksi dari 67 pendaftar/peminat. Dari 24 perusahaan tersebut, enam lolos menjadi pemenang utama dan dua belas lolos menjadi pemenang top three dari enam kategori penjurian.
Keenam pemenang utama itu adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (kategori Financial Banking), BPJS Kesehatan (Financial Non Banking), PT Citilink Indonesia (Transportasi & Distribusi), PT Prodia Widyahusada Tbk. (Makanan, Nutrisi, dan Kesehatan), PT PLN (Persero) (Produksi, Pertambangan, dan Energi), serta Yayasan Rumah Zakat Indonesia (Solusi Kreatif).
Ada tiga parameter penilaian yang dilakukan oleh dewan juri dalam menentukan para finalis maupun pemenangnya. Pertama, Success Strategy (strategi sukses) dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk menjawab permasalahan bisnis dan pemasaran. Kedua, ICT Governance (tata kelola ICT). Ketiga, Business Impact (dampak terhadap bisnis).
Sementara itu, dewan juri pada Indonesia Best eMark Award 2018 terdiri dari lima orang, empat di antaranya staf pengajar Telkom University. Keempat pengajar tersebut adalah Dr. Ir. H. Agus Achmad Suhendra, M.T. (Dekan Fakultas Rekayasa Industri Telkom University); Dr. Andry Alamsyah, S.Si, M.Sc.; Eka Yuliana, S.T., M.S.M.; dan Ir. Ama Suyanto, M.B.A., D.B.A. Satu orang juri lagi adalah Dr. Ir. Akhmad Edhy Aruman, M.Si., Redaktur Senior majalah Mix dan Dosen London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.
Dinilai salah seorang juri, Agus, keunggulan para pemenang ada pada tiga hal. Pertama, perencanaan pemakaian TI dilakukan secara konkret, dengan menganalisis situasi strategis secara solid sehingga mereka memiliki alasan yang kuat mengapa TI digunakan. Kedua, pengelolaan TI dilakukan dengan tata kelola yang baik; ada perencanaan dan peta jalan TI yang disiapkan sehingga pembangunan infrastruktur TI sifatnya bukan mendadak, tetapi dibuat secara terencana. Ketiga, penggunaan TI dalam menopang bisnis secara proven berdampak pada peningkatan kinerja bisnis. Artinya, penggunaan TI sudah menunjukan efektivitas dan efisiensi performa bisnis.
Strategi e-Marketing Para Pemenang
#Citilink
Dalam merancang e-marketing, sejumlah perusahaan tentu saja memiliki strategi yang kustom yang disesuaikan dengan karakter pasar maupun kondisi perusahaan. Citilink misalnya, menurut Achmad Royhan, Vice President Teknologi Informasi PT Citilink Indonesia, implementasi digital telah dimulai sejak 2008 dalam bentuk online booking.
Selanjutnya, pada 2013, maskapai penerbangan tersebut meluncurkan mobile application berbasis cloud yang diklaim merupakan aplikasi mobile maskapai pertama di Indonesia. Kemudian, pada 2014 Citilink juga menjadi maskapai pertama yang memanfaatkan self check-in kiosk.
Lanjut di 2015, Citilink menghadirkan e-Boarding Pass dan membangun Customer Relationship Management (CRM) Department karena melihat pentingnya pelanggan yang loyal. Sampai 2016, Citilink berinvestasi untuk membangun Implementasi CRM (Operasional & Analitis) dan Social Listening untuk dapat memonitor reputasi merek dan tren sentimen terhadap merek. Pada Februari 2017, platform loyalty Citilink sudah terintegrasi dengan GarudaMiles.
Di 2018 ini, Citilink telah memanfaatkan big data dengan membangun Customer 360 Establishment yang berfungsi untuk profiling pelanggan. “Pentingnya digital bagi Citilink adalah demi kecepatan dalam pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi. Kurs dolar yang menguat dan harga bahan bakar yang naik menjadi tantangan bagi perusahaan low-cost carrier seperti Citilink sehingga pemanfaatan teknologi dilakukan untuk menunjang pengambilan keputusan dan efisiensi,” Achmad menjelaskan.
...