Pameran bisnis berskala internasional, “Interpack 2020” akan segera digelar selama sepekan, 7-13 Mei 2019 mendatang, di Düsseldorf, Jerman. Jelang pameran, Messe Düsseldorf—selaku penyelengga—menggelarroadshow ke sejumlah negara di dunia. Salah satunya adalah lawatan ke Indonesia yang digelar pada hari ini (3/12), di Jakarta.
Dipilihnya Indonesia sebagai negara lawatan cukup dimaklumi. Mengingat, nilai bisnis industri kemasan nasional tecatat sangat tinggi. Menurut catatan Federasi Pengemasan Indonesia (FPI), tahun 2018 lalu, nilai bisnis industri kemasan mencapai US$ 6,8 miliar. “Tahun ini, nilainya diprediksi mencapai US$ 7,2 miliar atau naik sekitar 5-6%,“ ucap Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa.
Diakui Hengky, dalam beberapa tahun terakhri, para pelaku bisnis di industri kemasan mengeluhkan bisnis kemasan yang mengalami slow down. Isu lainnya adalah sustainability yang berkaitan dengan kemasan plastik. “Harusnya, tantangan ini justru menjadi peluang bagi para pelaku bisnis di industri kemasan,” katanya pada hari ini (3/12), di Jakarta.
Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan tersebut, lanjut Hengky, pelaku bisnis harus mampu menghadirkan kemasan yang dapat memenuhi enam elemen yang memang diinginkan konsumen saat ini. Keenam elemen itu adalah better, faster, saver, smarter, cheaper, dan greener.
Pada kesempatan roadshow di Indonesia yang dihadiri oleh 90 pengusaha industri pengemasan Indonesia, Thomas Dohse, Deputy Director Interpack Messe DüsseldorfGmbHmenjelaskan bahwa roadshow ini untukmemberikan edukasi tren pengembangan industri kemasan di dunia.
“Saat ini 18 hall area pameran di Interpack 2020 telah habis terjual dan diisi oleh 3.000 perusahaan teknologi pengemasan ternama dari 60 negara di dunia. Bahkan, permintaan penambahan luas area pameran masih terus berdatangan. Penting bagi pengusaha Indonesia hadir di Interpack 2020, karena pameran ini akan menghadirkan tren-tren teknologi masa depan yang diprediksi sudah semakin berkembang di penghujung tahun 2019,“ tuturThomas.
Lebih jauh ia menerangkan, pameran Interpack yang digelar setiap tiga tahun selalu mencatatkan jumlah pengunjung yang fantastis. Di tahun 2017, Interpack dikunjungi oleh 170.899pengunjung dari 169 negara, dimana 75% dari jumlah tersebut memiliki jabatan penting dan merupakan pengambil keputusan di perusahaannya.
Satu dari sekian tren internasional yang dihadirkan di Interpack 2020, lanjut Thomas, adalah penggunaan kemasan ramah lingkungan (sustainable packaging), yang notabene juga menjadi isu hangat di Indonesia. Tren tersebut dihadirkan juga seiring dengan maraknya isu mengenai pemanasan global dan isu lainnyayang berhubungan dengan pencemaran lingkungan yang menjadi sebuah permasalahan tersendiri beberapa tahun terakhir.