Berita tentang “Dugaan Rekayasa Pailit PT Advan Teknologi Solusi” telah beredar luas sejak kemarin (7/2). Sejumlah media online di Tanah Air menurunkan tulisan tersebut berdasarkan kasus dugaan pengajuan surat rekayasa pailit PT Advan Teknologi Solusi yang dilaporkan melalui laporan No. Pol: 1948 / K / XI / 2018 / RESTRO JAKPUS. Hal itupun dibenarkan Kasat Reskrim Polrestro Jakpus Tahan Marpaung.
Sayangnya, sejumlah media yang menayangkan berita tersebut menyamakan PT Advan Teknologi Solusi dengan merek smartphone dan tablet PC Advan, yang diproduksi oleh PT Bangga Teknologi Indonesia. Tak tanggung-tanggung, media yang menurunkan berita tersebut menggunakan logo, foto produk, hingga gerai-gerai Advan tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada PT Bangga Teknologi Indonesia yang merupakan produsen dari smartphone dan tablet PC Advan.
“Padahal, PT Advan Teknologi Solusi tidak ada hubungannya dengan PT Bangga Teknologi Indonesia. Kami menyayangkan, ada sejumlah media yang keliru mencantumkan foto atau logo dari Advan pada berita tersebut, sehingga menimbulkan salah persepsi,” urai Chandra Tansri, Direktur Operasional Advan.
Kekeliruan dari pemberitaan tersebut, diakui GM Dept. Sales Advan Ellen Angerani Gunawan, memang tidak berdampak signfikan terhadap brand Advan. “Hanya saja, jika tidak segera ditangani, akan menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat maupun dealer dan partner Advan. Dan, tidak tertutup kemungkinan akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Advan,” ucapnya.
Maklum saja, di hari yang sama pada saat berita tersebut diturunkan, manajemen Advan, termasuk Ellen, mendapat telepon dari para master dealer dan toko. Mereka menanyakan tentang kebenaran dari berita tersebut.
Gerak cepat pun ditempuh Advan dalam menghadapi kekeliruan pemberitaan tersebut. Selang sehari, hari ini (8/2), PT Bangga Teknologi Indonesia menggelar jumpa pers dengan mengundang media-media nasional. “Langkah ini kami ambil untuk meluruskan pemberitaan yang keliru yang sudah telanjur tayang kemarin,” lanjut Ellen.
Terkait media-media yang sudah menayangkan berita dengan pencantuman logo dan gambar produk Advan, dikatakan Ellen, “Kami hanya meminta mereka untuk merevisi pemberitaan tersebut. Kami memaafkan mereka dan tidak akan menggugat mereka. Sebab, kami sadar bahwa media adalah salah satu mitra yang membuat Advan dapat besar seperti sekarang, tepatnya menjadi satu-satunya brand lokal yang dapat bersaing dengan merek global di Top 5 pasar smartphone di Indonesia.”
Setelah melalui pendekatan Public Relations (PR) melalui media, diuraikan Ellen, Advan juga akan melakukan pendekatan personal kepada para dealer. Misalnya, dengan menyebar revisi pemberitaan ini ke grup-grup WA (Whats App) yang berisi para dealer. Sementara itu, untuk meningkatkan trust masyarakat bahwa Advan masih eksis, tambah Ellen, “Kami masih investasi dengan melakukan placement di media, seperti mensponsori program Rising Star yang tayang di salah satu televisi nasional.”
Sementara itu, guna mengukuhkan posisinya di Top 5 pasar smartphone di Indonesia, tahun 2019 ini, Advan siap merilis sejumlah produk baru. “Tahun ini, kami memang akan fokus pada segmen produk dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta. Setiap kuartal, paling tidak akan ada dua produk baru yang diluncurkan,” tutur Ellen.
Adapun untuk segmen high end di atas Rp 2 juta, Advan akan merilis satu-dua seri saja setiap semesternya. Langkah tersebut, menurut Ellen, sebagai upaya Advan dalam mewujudkan visinya, yakni membuat teknologi yang tidak mahal bagi masyarakat Indonesia.
“Meski tahun 2018 lalu kami mengalami sedikit penurunan dan ini juga terjadi pada semua industri, namun kami optimis dapat meningkatkan penjualan sebesar 20% di 2019 ini,” tutup Ellen.