Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional, Pemerintah dan Perusahaan Teknologi Berkolaborasi

MIX.co.id - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada para pedagang tradisional. Terbukti, dari 12 juta pedagang pasar tradisional di berbagai daerah, 43%-nya atau 5 juta pedagang pasar terpaksa tutup akibat sepinya pasar dan minimnya pembeli sejak pandemi. Demikian data yang dirilis DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI).

Sementara itu, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk pasar tradisional, memiliki peranan yang sangat krusial untuk perekonomian nasional. Dari sekitar 64,2 juta UMKM yang ada, tercatat UMKM memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia lebih dari 60 persen. Merujuk data BPS tahun 2019, jumlah pasar tradisional di Indonesia telah mencapai 15.657 unit dengan jumlah pedagang sebanyak 2.818.260.

Oleh karena itu, dukungan terhadap pasar tradisional yang terdampak pandemi dinilai mendesak serta perlu menjadi perhatian, khususnya dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan. Sejatinya, pemanfaatan platform digital dinilai sebagai solusi untuk dapat membantu kebangkitan pasar tradisional yang mengalami penurunan pendapatan, karena pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menginstruksikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melakukan digitalisasi pasar rakyat. Langkah ini penting dilakukan sebagai antisipasi agar pedagang pasar tradisional juga bisa bersaing dengan pedagang yang menjajakan barangnya secara online.

Kemendag pun menyatakan akan segera menyinergikan pasar offline menjadi online. Langkah awalnya dimulai dari menghimpun data pasar-pasar rakyat. Kemendag juga menggandeng perusahaan teknologi Indonesia, Tokopedia, sebagai mitra strategis melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Peningkatan Daya Saing dan Penyediaan Fasilitas Ruang Promosi melalui Digitalisasi Pasar Rakyat dengan Memanfaatkan Aplikasi Tokopedia.

Melalui kemitraan ini, Tokopedia akan memberikan fasilitas ruang promosi melalui pembukaan akun pasar rakyat di platform Tokopedia. "Kerja sama ini diharapkan dapat membantu para pedagang pasar rakyat dalam meningkatkan penjualannya secara daring," ungkap Wamendag Jerry Sambuaga.

Saat ini, ada sejumlah pasar tradisional yang telah bergabung di Tokopedia. Ada Pasar Cikurubuk di Tasikmalaya, Pasar Sabilulungan di Kabupaten Bandung, Pasar Cihapit di Kota Bandung, Pasar Beringharjo di Yogyakarta, Pasar Anyar di Tangerang, Pasar Kampung Baru, Pasar Pa'baeng-baeng Timur di Makassar, dan Pasar Oro-oro Dowo di Malang.

Sejak punya kanal digital di Tokopedia, Pasar Sabilulungan yang telah menyokong ratusan pedagang setempat, mencacatkan peningkatan jumlah pesanan hingga lebih dari 2x lipat selama kuartal I 2021. Di sisi lain, jumlah pesanan di Pasar Cikurubuk naik lebih dari 4x lipat dibandingkan sebelumnya.

Selain Tokopedia, perusahaan Indonesia lain yang juga mendorong digitalisasi pasar tradisional adalah Gojek, melalui program Go-Shop. Melalui program ini, Gojek membantu para pembeli menjangkau pasar tradisional di Jabodetabek dan Yogyakarta. Sementara tahun lalu, Telkom pun meluncurkan aplikasi Lapak Ibu, aplikasi digitalisasi pasar untuk memudahkan pedagang pasar dan pembeli untuk bertransaksi.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga ikut berpartisipasi membantu para pedagang di pasar tradisional untuk beradaptasi dengan normal baru. Adaptasi ini salah satunya melalui transaksi perdagangan secara virtual dengan para pembeli melalui platform daring, yakni Pasar.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)