Data ini menunjukkan keberhasilan kampanye Generasi Happy dalam mengoptimalkan anggaran pemasaran, mengukuhkan peran PR dalam strategi pemasaran yang terintegrasi, serta menciptakan keterlibatan yang erat dengan audiens melalui pengalaman yang kreatif dan relevan.
Top of Form
Bottom of Form
Konsep Marketing Public Relations (MPR) muncul sebagai solusi untuk mengatasi tantangan alokasi anggaran dalam kampanye pemasaran. Sebuah laporan dari Chartered Institute of Public Relations (CIPR) mengusulkan bahwa MPR dapat mendorong perubahan cara kampanye dijalankan dan bagaimana anggaran marketing dialokasikan.
Menurut laporan tersebut, MPR berfungsi sebagai strategi yang menggabungkan promosi penjualan, pemasaran langsung, iklan, dan PR untuk mencapai tujuan pemasaran. Dalam konteks ini, praktisi PR memiliki kesempatan untuk memimpin dalam menyusun strategi yang lebih komprehensif dan terintegrasi (Jardine, 2006).
Sejak konsep integrated marketing atau pemasaran terintegrasi dikenalkan oleh Don Schultz pada tahun 1993, industri PR telah berusaha memanfaatkannya untuk memperoleh posisi yang lebih signifikan dalam pengalokasian anggaran pemasaran.
Namun, pengakuan atas PR sebagai mitra setara dalam pemasaran masih belum sepenuhnya tercapai. Dengan MPR, PR berpotensi mendapatkan peran yang lebih besar, mengingat pendekatan ini menyatukan berbagai elemen pemasaran yang berbeda untuk menciptakan kesadaran, meningkatkan penjualan, dan membangun hubungan antara konsumen dan brand.
Laporan yang disusun oleh Profesor Philip Kitchen dari Hull University Business School untuk CIPR ini menyoroti bahwa pendekatan PR yang berorientasi pada pemasaran akan lebih efektif dalam menghadapi perkembangan industri pemasaran.
Survei terhadap lebih dari 100 direktur pemasaran senior menunjukkan bahwa anggaran untuk iklan mencapai 40 persen dari keseluruhan anggaran pemasaran di Inggris, sementara 60 persen sisanya dialokasikan untuk kegiatan di bawah garis (below-the-line) seperti promosi penjualan, pemasaran langsung, PR, dan sponsorship. Di antara elemen ini, PR brand dan sponsorship mengalami pertumbuhan tercepat, dengan peningkatan pendapatan sebesar 6,8 persen sejak 2001 (Jardine, 2006).
Pendekatan MPR ini juga menunjukkan perubahan dari peran PR tradisional yang hanya berfokus pada mendapatkan liputan media, menjadi lebih luas dalam cakupan pekerjaan yang meliputi penciptaan kesadaran merek dan peningkatan penjualan. Menurut Kitchen, MPR tidak sekadar mengklaim integrasi dengan kampanye pemasaran, tetapi benar-benar menggabungkan strategi PR dengan tujuan marketing yang lebih luas.
Barbara Stopher, Ketua CIPR Marketing Communications Group, menekankan bahwa penting bagi agen PR untuk menjadi lebih "marketing-savvy" dan berbicara tentang "hasil nyata" sejak awal perencanaan. Stopher juga menyoroti bahwa MPR dapat mengubah cara pandang klien terhadap PR, bukan lagi hanya sebagai layanan jangka pendek, tetapi sebagai bagian integral dari strategi pemasaran secara keseluruhan (Jardine, 2006).
Dalam praktiknya, MPR memperluas peran tradisional agen PR...