Diakui Roman, Refocus tidak hanya fokus pada segmen pelajar. “Namun, pasar yang kami bidik adalah mereka yang berusia mulai dari 20 tahun hingga 40 tahun. Intinya, siapa pun yang ingin jadi spesialis TI. Kualitas pendidikan di Refocus juga tinggi, karena berstandar Eropa,” ucapnya.
Refokus memiki tiga keunggulan, yang notabene menjadi tiga kriteria utama dari pendidikan yang berkualitas. Pertama, Studi Kasus Kerja Nyata. Artinya, siswa mendapatkan pengalaman yang mirip dengan situasi kerja di kehidupan nyata. Di antaranya, melakukan briefing dengan Klien, menerima umpan balik, bekerja dalam kelompok, dan mempresentasikan solusi kepada klien.
Kedua, Refocus memberikan dukungan kepada siswa. Di antaranya, 24/7 (24 jam/7 hari) dukungan dan umpan bali, adanya sesi langsung dengan mentor, bekerja 1-on-1 dengan manager karier, bekerja dalam kelompok, hingga acara motivasi dengan pemimpin industri, komunitas, alumni, dan manager.
Ketiga, Refokus memiliki Pusat Karier. Di Pusat Karier tersebut, Refocus mengajarkan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan, membantu membuat CV, membuat lebih dari 200 halaman per hari, hingga membuat simulasi wawancara dengan siswa.
Untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan tersebut ke target market, diakui Roman, Refocus memanfaatkan platform digital, seperti Facebook, TikTok, Instagram, hingga Google. “Sejak dua bulan hadir di Indonesia, saat ini jumlah siswa kami sudah mencapai 600 siswa,” pungkas Roman, yang menyebutkan bahwa Refocus juga memberikan kemudahan berupa cicilan tanpa bunga, dengan US$ 60 setiap bulannya.
