Dengan kata lain, rugby wanita di Harvard adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk mengontrol komposisi sosial dan demografis kampus. Dan ketika kita melihat lebih dalam, kita menyadari bahwa alasan di balik kebijakan ini jauh lebih tentang kekuasaan dan status daripada tentang menciptakan komunitas yang inklusif dan penuh semangat.
Dua puluh lima tahun setelah menerbitkan buku pertamanya yang revolusioner, Malcolm Gladwell kembali dengan sebuah buku baru yang memberikan pandangan mengejutkan dan mengungkapkan makna baru dari The Tipping Point.
Mengapa sekolah-sekolah Ivy League begitu peduli dengan olahraga? Apa itu Magic Third, dan apa artinya bagi kerukunan ras?
Dalam karya provokatif ini, Malcolm Gladwell untuk pertama kalinya dalam dua puluh lima tahun kembali mengeksplorasi topik tentang epidemi sosial dan tipping points, namun kali ini dengan tujuan menjelaskan sisi gelap dari fenomena yang menular.
Dalam Revenge of the Tipping Point, Malcolm Gladwell memperluas gagasan yang pertama kali ia perkenalkan dalam The Tipping Point, tetapi kali ini dengan fokus pada sisi gelap dari fenomena yang menular.
Pesan moral utama yang ingin ia sampaikan adalah bahwa tipping point — titik di mana perubahan besar terjadi dari pemicu kecil — tidak selalu membawa hasil yang positif atau diinginkan. Fenomena ini dapat digunakan untuk mendorong bentuk-bentuk rekayasa sosial yang tersembunyi, yang seringkali dipengaruhi oleh kekuatan elit dan institusi yang memiliki agenda tersendiri.
Gladwell menggambarkan bagaimana pemahaman tentang tipping point dapat dieksploitasi untuk keuntungan kelompok tertentu, menciptakan ketidakadilan dan memperkuat struktur kekuasaan yang sudah ada.
Contoh kasus dalam buku ini, seperti tim rugby wanita Harvard, menunjukkan bahwa olahraga dan jalur-jalur penerimaan universitas dapat digunakan sebagai alat untuk menjaga proporsi kelompok sosial yang diinginkan. Ini mencerminkan bahwa tipping point, yang seharusnya menjadi momen perubahan positif, justru sering kali dimanipulasi oleh aktor yang memiliki kepentingan tersembunyi.
Pesan moral lain yang bisa ditarik dari buku ini adalah pentingnya kesadaran masyarakat terhadap rekayasa sosial yang terjadi di sekitar kita. Gladwell mendorong pembaca untuk lebih kritis dalam memahami bagaimana sistem yang terlihat "alami" sebenarnya dibentuk dan dikendalikan oleh tangan-tangan yang tidak terlihat. Kesadaran akan hal ini menjadi penting agar kita bisa menghindari dampak negatif dari tipping point yang dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki kekuasaan.