Kantar Worldpanel kembali merilis data performa industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia. Memasuki kuartal ke empat 2015, tepatnya pada periode awal September hingga Desember 2015, tren FMCG masih menunjukkan kinerja yang negatif.
Hal itu disebabkan, harga barang-barang FMCG per unitnya menjadi lebih tinggi, hingga konsumen memutuskan untuk mengurangi tingkat konsumsi mereka. Meskipun, tingkat inflasi di Indonesia pada Desember 2015 dibandingkan November 2015 mengalami penurunan tipis, yakni dari 4,89% di November 2015 menjadi 3,35% di Desember 2015.
Tak mengherankan, jika pada periode itu (awal September hingga Desember 2015), hampir semua kategori utama di FMCG mengalami penurunan. Kategori food misalnya, berdasarkan volume (unit) minus 5,6%. Diikuti kategori homecare minus 3,4%, beverages minus 3%, dan personal care minus 0,5%. Padahal di tahun 2014, keempat kategori itu masih menunjukkan pertumbuhan. Hanya kategori dairy yang masih tumbuh, meskipun sangat tipis, yakni 0,3%. Sementara di tahun 2014, kategori dairy tumbuh 3,3%.
Masih pada periode tersebut, hot category di industri FMCG jatuh pada family milk powder, susu bubuk yang dikonsumsi untuk keluarga. Pertumbuhannya berdasarkan volume mencapai 12,5%. Sementara berdasarkan penetrasi pasar, pertumbuhan family milk powder mencapai 0,7 pts. Adapun berdasarkan value (price), kenaikan family milk powder mencapai 4%.
Selanjutnya, berdasarkan pertumbuhan penetrasi (penetration point growth), ada lima kategori produk FMCG yang menunjukkan kinerja positif. Kelimanya adalah produk pencuci piring (dish wash agent) yang penetrasinya tumbuh 2,7 pts; air mineral 2,4 pts; RTD (Ready to Drink) Tea 1,7 pts; santan (coconut milk) 0,4 pts; dan deterjen 0,2 pts.
