JEC Perkenalkan Studi Terbaru tentang Penanganan Katarak

MIX.co.id - Data WHO tahun 2020 mengungkapkan bahwa sebanyak 1 miliar orang di dunia memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani. Salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami adalah katarak, yakni sebanyak 94 juta orang. Sementara itu, menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) tahun 2020, sebanyak 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 81,2%-nya disebabkan oleh katarak.

Diungkapkan DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Spesialis Mata Konsultan Bedah Katarak & Refraktif JEC dan Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya, “Gangguan penglihatan masih menjadi masalah kesehatan yang terpenting di Indonesia. Salah satu yang menjadi momok terbesar dari gangguan penglihatan itu sendiri adalah katarak. Individu dengan katarak harus segera ditangani dengan melakukan tindakan operasi yang mudah, efisien, dengan harga terjangkau yang tersedia di seluruh sentra kesehatan mata di Indonesia. Dengan demikian, mereka dapat kembali menikmati penglihatannya secara optimal.”

Lebih jauh ia menerangkan, tindakan operasi katarak kerap dilakukan dengan melakukan ekstraksi lensa katarak menggunakan mesin fakoemulsifikasi dan mengimplantasi lensa intraokular (intraocular lens/IOL). Saat ini, teknologi terbaru seperti CALLISTO Eye mampu memberikan panduan gambaran (image guided) dalam pemasangan/implantasi IOL torik penderita katarak dan astigmatisme.

JEC Eye Hospitals and Clinics sebagai eye care leader di Indonesia yang selalu menawarkan penanganan gangguan penglihatan secara komprehensif, telah memiliki sistem operasi dengan image guided CALLISTO Eye sejak tahun 2019. Diperkuat dengan teknologi mutakhir, CALLISTO Eye menjadikan operasi katarak dan astigmatisme dapat dilakukan secara singkat, efisien, presisi, dan akurat.

“Di JEC Eye Hospitals and Clinics, visi kami adalah selalu konsisten mendukung optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Hal ini kami buktikan dengan mempersembahkan CALLISTO Eye di RS Mata JEC@Kedoya dan RS Mata JEC@Menteng bagi para pasien penyandang katarak dan astigmatisme di Indonesia. Dengan modalitas tindakan operasi yang mutakhir tersebut, kami berharap dapat mengurangi masalah kebutaan yang terjadi di negara ini,” papar Dr. Johan Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Eye Hospitals and Clinics.

Akan tetapi, dikarenakan harga instrumen image guided system sangat mahal, ketersediaan instrumen tersebut sangat terbatas untuk dimiliki oleh fasilitas kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, penanganan pasien katarak dengan gangguan refraksi astigmatisme belum optimal.

Memahami situasi itu, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) memberikan solusi lain dalam penanganan mata katarak dan gangguan refraksi astigmatisme, yaitu dengan menggagas pendekatan baru implantasi IOL torik dengan metode biomikroskopi slit lamp, yang biasa dipakai oleh semua Dokter Spesialis Mata dalam praktik sehari-hari.

Penelitian tersebut tertuang dalam disertasi "Akurasi dan Efektivitas Penentuan Aksis IOL Torik pada Meridian Kornea antara Metode Manual Biomikroskopi Slit Lamp terhadap CALLISTO EyeImage Guided System pada Operasi Katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi”. Penelitian yang terdiri atas dua fase ini berlangsung mulai Desember 2019 hingga Juli 2021 dengan melibatkan 42 mata dari 34 pasien katarak disertai astigmatisme ≥ 1.00 Dioptri (D).

“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi penderita katarak dan gangguan refraksi astigmatisme untuk melakukan tindakan operasi yang lebih terjangkau dan juga mampu memberikan hasil yang optimal. Dengan penggunaan biomikroskopi slit lamp yang kerap dipakai oleh praktisi kesehatan mampu memberikan hasil operasi yang optimal, mendekati hasil apabila menggunakan instrumen image guided system CALLISTO Eye® yang menjadi gold standard dalam Disertasi saya ini,” tambah DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).

Pemaparan hasil penelitian dilakukan secara tepat, akurat, dan sistematis pada Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang berlangsung pada hari ini (23/5) secara virtual, mengantarkan DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) meraih gelar Doktor.

“Kepedulian terhadap upaya pencegahan gangguan penglihatan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan JEC Eye Hospitals and Clinics sebagai eye care leader menyediakan fasilitas JEC Cataract & Refractive Surgery Service dengan menghadirkan layanan komprehensif dan modern bagi pasien katarak, mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah,” pungkas Mubadiyah, S.Psi, MM, Kepala Divisi Markom JEC Eye Hospitals and Clinics.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)