Kemasan paska konsumsi berperan penting dalam sirkular ekonomi. Berdasarkan data, potensi ekonomi sirkular dunia mencapai 4,5 triliun dolar dan Indonesia menjadi bagian dari potensi tersebut. Sayangnya, dari 64 juta sampah per tahun di Indonesia, materi yang dimanfaatkan untuk masuk di dalam mata rantai pasok produk sangat minim.
Oleh sebab itu, PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment /Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan) mendorong terciptanya pengelolaan kemasan paska konsumsi di Indonesia yang holistik, terintegrasi dan berkesinambungan.
“Transisi dari ekonomi linier menuju ekonomi sirkular membawa tantangan sekaligus kesempatan bagi Extended Stakeholder Responsibility (ESR), industri, pemerintah dan masyarakat. PRAISE percaya bahwa kemasan paska konsumsi memiliki peran besar dalam rantai ekonomi sirkular,” ujar Sinta Kaniawati, Ketua Umum PRAISE, pada acara The 3rd Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) 2019 yang berlangsung di Jakarta, awal pekan ini (11/11).
Dalam forum diskusi tersebut, pihaknya mengusulkan PRO (Packaging Recovery Organization) sebagai salah satu model penanganan kemasan paska konsumsi.
Dijelaskan, model PRO akan memungkinkan industri (consumer goods) bersama sektor lainnya untuk bergabung dalam koalisi, membangun kerjasama berkelanjutan dengan industri daur ulang yang melibatkan sektor informal, difasilitasi dan dibimbing oleh pemerintah, sehingga dapat terbentuk ekonomi sirkular dalam pengelolaan kemasan paska konsumsi.
Lebih lanjut, Sinta menjelaskan konsep PRO telah berhasil dilakukan di beberapa negara, antara lain Eropa, Meksiko, dan Afrika Selatan. Negara-negara ini mampu menghubungkan value chain dalam ekonomi sirkular dengan efektif. Seperti industri manufaktur akan memikirkan desain kemasan dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, mempermudah untuk menghitung perkiraan jumlah kemasan paska konsumsi yang dilepas oleh perusahaan consumer goods.
Selain itu, konsumen juga bertanggung jawab untuk mengembalikan kemasan pasca konsumsi di tempat-tempat pemungutan sampah yang telah tersedia.
“Ekonomi sirkular juga membantu terjadinya efisiensi penggunaan bahan baku dari alam yang saat ini semakin berkurang,” papar Sinta. Pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan turut mendukung terlaksananya ekonomi sirkular di Indonesia.
PRAISE didirikan oleh Coca-Cola Indonesia, Danone Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia, dan PT Unilever Indonesia Tbk. ()