Kompas Gaungkan Semangat Rekoneksi di Usia ke-57

MIX.co.id - Tahun ini, Harian Kompas memasuki usia 57 tahun. Kendati tidak muda lagi, Kompas berhasrat tetap sehat dan lincah. Mereka ingin tetap kuat sehingga berdiri kokoh, bukan tua yang renta dan mudah tertiup angin perubahan. Terlebih dalam dua tahun terakhir ketika pandemi mengobrak-abrik semua aspek kehidupan.

Bagi Kompas, pandemi mengajarkan tentang posisi sentral kita sebagai makhluk sosial. Makhluk yang selalu hidup berdampingan dan senantiasa saling membantu. Menyadari pentingnya hal ini, Kompas mengajak masyarakat untuk kembali menguatkan relasi antar penghuni bumi, yang mencakup alam dan sesama. Hal ini menjadi penting mengingat betapa besar harapan kita kembali kepada kehidupan normal pra pandemi.

Untuk itu, di perayaan HUT ke-57, Harian Kompas mengangkat tema “Rekoneksi”. Kompas ingin mengajak masyarakat untuk terhubung kembali satu sama lain, kembali berinteraksi langsung, kembali ke kantor, dan yang paling penting terhubung kembali sebagai rakyat Indonesia tanpa batas.

Fidelis Terryan, GM Integrated Marketing & Branding, Harian Kompas & Kompas.id mengatakan, tema rekoneksi dipilih karena Kompas meyakini bahwa dengan terhubung kembali kita akan menjadi lebih baik. Apalagi Kompas menjadi simpul dari banyak hal yang saling terhubung. Rekoneksi dengan sesama karyawan di internal Kompas, dengan pembaca, industri, hingga pemerintah.

“Saat pandemi orang menjadi lebih individual, hubungan yang biasanya terjalin setiap hari terpaksa berhenti. Meski teknologi digital membuat semua kegiatan terlihat sangat efektif, tetapi tidak ada diskusi hangat seperti saat kita bertemu langsung. Dengan semangat rekoneksi, Kompas ingin terhubung kembali dan mendengar seluruh ekpektasi dari ekosistem kami,” ujar Terry.

Semangat rekoneksi juga membuat Kompas ingin #menjadilebih lewat berbagai sajian terbaik bagi pembaca. Salah satunya dengan merilis produk berbentuk non fungible token (NFT) bernama Narasi Fakta Terkurasi. Ini menjadi langkah nyata Kompas agar tidak hanya bisa mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga melihat sebuah peluang untuk mengukuhkan jurnalisme berkualitas.

Sebagai rilisan perdana, NFT Kompas mengangkat tema “Indonesia dalam 57 Peristiwa” dengan menampilkan 57 arsip halaman muka pilihan dari setiap tahunnya (1965-2022), seperti pemakaman 7 pahlawan Revolusi, peluncuran satelit Palapa, tsunami Aceh, KRI Nanggala, kecelakaan kereta api Bintaro, korupsi e-KTP, hingga Asian Games 2018. Produk dirilis secara eksklusif dengan harga 0,1 ethereum (ETH) untuk 1 copy arsip melalui marketplace OpenSea. Rilisan NFT juga digunakan sebagai bahan untuk ekshibisi konten inklusif yang bisa diakses oleh publik melalui situs nft.kompas.id.

“Ini seperti membawa ‘rasa analog’ dalam dunia digital dengan membawa valuasi yang langka. Tidak hanya memiliki kontrak pintar dan koleksi digital, tetapi juga ada benefit lainnya yang diberikan. Benefit ini tentunya mengacu kepada kekayaan yang Kompas miliki,” tambah Terry.

Sebagai proyek jangka panjang, Kompas berkomitmen untuk meningkatkan fitur dan fungsi guna dari produk NFT yang dirilis. Penambahan tersebut inklusif didapatkan untuk seluruh pemegang NFT yang akan dikelola dalam kanal komunitas khusus.

Terry juga berharap dengan rilisnya NFT ini dapat turut mengantarkan publik agar terus mengingat, merayakan, dan memakanai peristiwa masa lampau. “Beberapa fakta yang sudah terjadi kami kurasi dan pilih menjadi sesuatu yang bisa dimiliki dan dirasakan oleh publik, terutama anak muda sekarang yang mungkin pada saat kejadian belum lahir. Dengan adanya NFT ini, mereka bisa memiliki ketertarikan ke arah sana,” ucapnya.

Sebagai bagian dari perayaan, tahun ini Kompas juga kembali mengadakan signature event secara luring yang sempat tertunda akibat pandemi. Salah satunya adalah Kompasfest, festival kreatif untuk menginspirasi kaum muda dalam mengembangkan kreativitas dan potensi diri. Acara yang diselenggarakan pada 19 & 20 Agustus lalu ini sukses menghadirkan kelas dalam bentuk workshop dan konferensi sebagai medium berbagi ilmu dari 50 praktisi di bidangnya. Mulai dari kementerian, pegiat media sosial dan kreatif, aktivis lingkungan, hingga dunia hiburan baik nasional maupun internasional.

“Kami menemukan fakta bahwa saat ini generasi milenial dan gen Z mudah merasa insecure dan tidak percaya diri atas pilihan serta kemampuan diri. Mereka merasa khawatir akan masa depan dan membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Untuk itu, tahun ini kami membawa tagline #BeraniExplore. Ini karena setiap individu memiliki kebebasan dalam mengeksplorasi dan menentukan jalan hidupnya,” jelas Manager Marketing Communication & Community Harian Kompas & Kompas.id, Tarrence Karmelia Palar.

Di bidang ekonomi, Kompas juga mengadakan Kompas 100 CEO Forum. Acara ini digelar secara hybrid mulai Juli hingga 2 Desember 2022. Di mana pada acara puncaknya nanti akan menghadirkan Presiden Jokowi, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta para CEO Representative.

Kemudian pada 9-11 September, Kompas akan kembali menghadirkan Kompas Travel Fair 2022. Menggandeng Livin’ by Mandiri, travel fair ini akan diadakan kembali di Plenary Hall dan JCC. Menariknya, tahun ini Kompas akan mengajak Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi untuk bersama-sama mempromosikan desa wisata. Salah satu event marathon terbesar di Indonesia yaitu Borobudur Marathon juga akan digelar pada 12-13 November 2022.

“Sesuai dengan namanya Kompas sebagai petunjuk arah, kami berharap pembaca dan masyarakat menjadi lebih berkualitas dalam hidup melalui beragam produk dan event yang kami lakukan. Kami juga terus mendorong Kompas.id sebagai ekstensa dari Harian Kompas versi cetak sebagai salah satu medium untuk menghadapi tantangan di dunia digital,” tutur Terry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)