Layanan Kesehatan Digital di Indonesia Diprediksi Tembus $ 973 Juta di 2022

Industri farmasi di Indonesia tercatat sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat cepat di ASEAN. Begitu juga dengan layanan kesehatan digital. Merujuk laporan yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, pendapatan dari layanan kesehatan digital di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi mencapai 973 juta dolar. Demikian paparan CEO Lifepack & Jovee Natali Ardianto pada diskusi bertajuk “Proyeksi Industri Farmasi & Layanan Kesehatan Digital di Indonesia” yang digelar baru-baru ini.

Diskusi yang digelar oleh Lifepack dan Jovee ini bertujuan untuk melihat arah perkembangan serta menjawab berbagai permasalahan yang masih muncul terkait layanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam perkembangannya di tahun 2021.

“Prediksi pertumbuhan ini harus diimbangi dengan produk dan inovasi yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, di mana masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi. Di antaranya, belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan apotek yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa, dan jaminan kelengkapan serta keaslian obat lantaran menurut World Health Organization (WHO), peredaran obat palsu di Indonesia masih sangat tinggi hingga mencapai 25 persen,” urai Natali.

Sementara itu, industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan banyak masalah, yang paling utama adalah akses layanan kesehatan itu sendiri, mulai dari ketersediaan rumah sakit dan apotek. Menurut data Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan per Februari 2021, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.925. “Pulau Jawa sendiri memiliki 1.244 rumah sakit, atau sekitar 45,9% dari seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia. Bahkan, provinsi Kalimantan Utara menjadi Provinsi dengan jumlah rumah sakit terendah hanya memiliki 11 rumah sakit,” akunya.

Tidak hanya belum meratanya layanan kesehatan seperti rumah sakit, lanjut Natali, apotek juga masih didominasi di pulau Jawa. Di mana, berdasarkan data rekapitulasi Apotek Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah apotek yang tersedia pada tahun 2018 adalah sebanyak 24.874 unit, dengan Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki jumlah apotek terbanyak yaitu 4.298.

“Dengan masih terkonsentrasinya akses layanan kesehatan seperti rumah sakit dan juga apotek di pulau Jawa, tentunya diperlukan inovasi layanan kesehatan agar dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia di berbagai daerah, yaitu melalui akses layanan kesehatan secara online,” akunya.

Oleh karena itu, apotek online Lifepack hadir sebagai platform kesehatan yang memiliki layanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan obat masyarakat Indonesia. “Kami hadir sebagai apotek online yang paling lengkap, serta untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia kami berikan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Karena salah satu komitmen kami adalah dapat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan serta menjangkau seluruh masyarakat Indonesia,” yakin Natali.

Tidak hanya peningkatan penggunaan layanan apotek online, namun pandemi juga memberikan peningkatan konsumsi vitamin dan suplemen di masyarakat, “Dan, Jovee sebagai aplikasi rekomendasi vitamin dan suplemen sejak Maret 2020, terus mengalami peningkatan transaksi lebih dari 50% month to month. Adapun vitamin yang paling banyak dicari oleh masyarakat adalah vitamin C.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)