MIX.co.id - Program “Indonesiana Film 2021” yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendukung berbagai inisiatif masyarakat di bidang Kebudayaan, termasuk bidang perfilman.
“Tulang Belulang Tulang” adalah skenario film panjang komedi road trip yang berhasil terpilih dari program “Indonesiana Film 2021”. Skenario yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat itu bercerita tentang upacara ‘Mangokal Holi’ (pemindahan tulang belulang leluhur), yang merupakan kebanggaan bagi keluarga Batak yang mampu melaksanakannya.
Tak hanya terpilih di program “Indonesiana film 2021”, skenario film “Tulang Belulang Tulang” juga berhasil mendapatkan pembiayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Skenario film “Tulang Belulang Tulang” tercatat sebagai salah satu dari empat proyek film Indonesia yang dibiayai Kemenparekraf. Pembiayaan senilai Rp 50 miliar itu merupakan hasil kolaborasi Adhya Group dan Bizhare melalui kegiatan Fintech Securities Crowfunding Indonesia (FinsCoin).
Selain film “Tulang Belulang Tulang”, tiga film lainnya yang juga mendapatkan pembiayaan dari Kemenparekraf adalah “Mantra Surugana” yang disutradarai Dyan Sunu Prastowo, “The Hole/Bolong” yang disutradarai Hanung Bramantyo, dan “Romeo Ingkar Janji” (Drama/Romance) dengan sutradara Emil Heradi.
“Kami sangat mendukung dan bangga dengan rencana produksi film ini. Saat ini, isu dan nilai kearifan lokal menjadi daya tarik yang tidak habisnya untuk diangkat menjadi sebuah film. Kekhasan dan kedekatan terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat membuat film menjadi lebih berwarna, menarik, dan memberikan pengalaman yang unik bagi penonton,’’ terang Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.
Lebih jauh Hilmar menjelaskan, Indonesiana Film dimulai dengan program lokakarya untuk mengembangkan kapasitas penulisan skenario dan produksi film bagi para produser, penulis skenario, dan sutradara yang diselenggarakan oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. “Para peserta lokakarya ini mendapatkan pelatihan langsung dari tutor penulisan skenario dari University of Southern California (USC), Amerika Serikat,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Adhya Pictures mengungkapkan alasan ketertarikan mereka untuk dapat memproduksi skenario berjudul Tulang Belulang Tulang ini. “Kami sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral. Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini,” kata Ricky Wijaya mewakili Adhya Pictures.
Sementara itu, Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, menambahkan, Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program, salah satunya Indonesiana Film.
“Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia,’’ pungkasnya.