Majukan Fintech P2P Lending, Rupiah Cepat Libatkan Peran Perempuan

MIX.co.id – Perempuan memiliki peran penting dalam industri fintech peer to peer (P2P) lending. Hal ini mengacu pada data survei Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) yang menyebutkan bahwa 39,23% transaksi fintech disumbang oleh kalangan perempuan. Selain itu, sebanyak 53,3% penyelenggara fintech menganggap urgensi pasar perempuan cukup penting.

Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan sangatlah vital untuk pertumbuhan dan perkembangan sektor ini.

Hal tersebut mengemuka dalam event talkshow bertajuk "Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending" yang berlangsung Selasa (30/4), di Jakarta, dalam rangka memperingati Hari Kartini. Event diinisiasi oleh Rupiah Cepat, perusahaan fintech P2P lending, yang didukung oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan AFTECH.

Chief Business, Legal, and Compliance Officer Rupiah Cepat Yolanda Sunaryo mengungkapkan pentingnya peran perempuan dalam industri P2P lending.

Di era yang semakin maju ini, katanya, peran perempuan dalam mengelola keuangan telah menjadi semakin penting. Ia pun meyakini bahwa inklusi keuangan memegang peran penting dalam memberdayakan perempuan secara finansial.

Dengan akses yang lebih luas terhadap produk dan layanan keuangan, perempuan dapat membangun tabungan, mengelola investasi, dan mengurangi risiko keuangan.

“Ini bukan hanya tentang kesetaraan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi perempuan untuk membangun kemandirian yang lebih kuat dan lebih inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi semua," papar Yolanda.

Terkait peran perempuan di perusahaan, Female Founders Fund dalam laporannya menyebutkan bahwa perusahaan yang didirikan oleh perempuan hanya mendapatkan kurang dari 3% dari total modal ventura yang diberikan, sementara McKinsey & Company mencatat masih rendahnya keterwakilan perempuan di tingkat eksekutif dan posisi kepemimpinan.

Menurut Yolanda, pihaknya merasa penting untuk menanggulangi stereotip ini dan memperjuangkan inklusi perempuan dalam peran yang lebih penting dan terhormat dalam dunia fintech.

“Rupiah Cepat juga berkomitmen untuk memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan dalam industri ini, termasuk para perempuan yang ingin memulai karier mereka di sini,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif AFPI Yasmine Meylia Sembiring yang turut hadir menjadi pembicara di talkshow memaparkan, lebih dari Rp10 triliun dana dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan telah tersalurkan kepada 1,5 juta perempuan pengusaha ultra-mikro di lebih 55 ribu desa, baik di Jawa dan luar Jawa.

Dijelaskan, upaya untuk inklusi peran perempuan pada industri fintech P2P lending diantaranya dengan meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan.

Untuk mempertahankan banyaknya talenta perempuan di tempat kerja adalah dengan menyesuaikan beberapa kebijakan oleh perusahaan bagi pekerja perempuan. “Keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech,” tutur Yasmine.

“AFTECH sebagai asosiasi turut aktif mendorong pengembangan talenta digital dan kepemimpinan perempuan di perusahaan anggota,” timpal Chrisma Albandjar, Wakil Bendahara AFTECH.

Hal itu ditempuh melalui peningkatan representasi perempuan dalam berbagai forum advokasi kebijakan dan kegiatan gender mainstreaming, kolaborasi untuk mendukung inklusi keuangan perempuan, serta program literasi keuangan digital yang inklusif untuk dapat diadopsi oleh anggota maupun pengguna. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)