Tanpa adanya sebuah strategi marketing yang terintegrasi, investasi Anda setara dengan kopi tanpa kafein. Artinya, kegiatan marketing Anda akan berjalan dengan sangat hambar.
Bayangkan ketika Anda bertemu dengan seseorang yang baru pertama kalinya meminum kopi (sebut saja Joe). Joe telah mendengar berbagai efek positif yang dirasakan oleh orang-orang setelah minum secangkir kopi di pagi hari. Ia telah melihat gambar-gambar kopi, mencium bau kopi, bahkan ada di sekeliling teman-temannya ketika mereka meminum kopi. Pada suatu hari, Joe memutuskan untuk mencoba meminum kopi untuk pertama kalinya.
Joe berjalan menuju sebuah toko lokal yang direkomendasikan oleh teman-temannya. Ia langsung merasa kewalahan dengan daftar pilihan yang ada di papan. Ia bertanya dalam hati, bukankah ini hanyalah kopi? Saya tidak tahu bahwa akan serumit ini jadinya! Ia membaca setiap pilihan dan memutuskan untuk membeli kopi berukuran paling kecil dan paling murah. Dengan gugup, ia menuju ke kounter dan memesan sebuah kopi tanpa kafein. Barista tersenyum sambil menuangkan satu cangkir kopi kepadanya lalu memberikan kepada Joe disertai ungkapan "semoga harimu berjalan dengan baik". Joe, yang saat ini menggenggam kopi di tangannya, berjalan menuju konter ekstra (gula, kopi, pengaduk, dan sebagainya) lalu mengambil duduk di luar toko. Ia perlahan menyeruput kopinya walaupun rasanya tidak teralu menarik.
Tiga puluh menit kemudian Joe mulai menyadari sesuatu -tidak ada apapun yang terjadi. Kemana dorongan energi? Ke mana perasaan "take on the day" feeling? Aku telah menyia-nyiakan waktu dan uangku! Pada saat itu, Joe bertekad untuk tidak tertipu seperti ini lagi. Ia tidak memahami kenapa teman-temannya menyukai hal ini, dan lebih pentingnya lagi, bagaimana sebuah toko kopi dapat merasa baik-baik saja menjual produk-produk seperti ini.
Situasi di atas terjadi setiap hari di dalam dunia kita. Kita mendengar banyak pemilik bisnis mengeluh tentang kesulitan untuk sukses dengan menggunakan sosial media, website atau marketing secara umum. Sama seperti "Joe" yang tidak puas dengan kopinya, banyak pemilik bisnis merasa hal yang sama tentang digital marketing.
Mari kita analisa cerita tersebut secara lebih mendalam.
JOE
Joe adalah tipe eksekutif yang sering kita bicarakan. Mereka tidak dapat mengacuhkan digital marketing dan sosial media. Mereka tahu banyak tentang berita, pesan, dan interaksi peer yang menggembor-gemborkan strategi digital marketing yang baik.
KONSEP KOPI
Joe tahu bahwa ia selalu dapat meningkatkan sesuatu dan juga cukup percaya bahwa kehadiran digital marketing dapat membantu bisnisnya. Hanya saja ia masih teralu skeptis. Konsep-konsepnya tampak solid, namun ia bahkan tidak tahu ke mana ia harus mulai.
PAPAN MENU
Ketika Joe berjalan masuk ke dalam toko kopi, ia langsung kewalahan. Ini terjadi juga pada para eksekutif. Ada ribuan situs sosial media, apps, software, konsultan dan berbagai hal-hal lainnya yang dapat mereka manfaatkan untuk menerapkan digital marketing
PESANAN KOPI
Ini terjadi amat sangat sering. Ketimbang memutuskan untuk melakukan "inbound" atau "menggunakan sosial media," para eksekutif cenderung hanya mencelupkan jari kaki mereka di air dan mulai dengan budget yang kecil. Keputusan membeli mereka biasanya hanya didasarkan oleh harga, dan mereka mau berinvestasi sekecil mungkin (baik itu waktu, tenaga, uang, maupun emosi).
BARISTA
Seorang konsultan yang baik akan memahami kebutuhan Joe terlebih dahulu. Dalam cerita ini, barista harus menyadari keengganan Joe ketika akan memesan. Barista seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk meyakinkan Joe bahwa ia akan mendapat hasil yang memang ia cari.
KOUNTER EXTRA
Sering kali, kita melihat organisasi yang memiliki fondasi di tempatnya. Mereka memiliki laman Facebook, LinkedIn, dan website yang bagus. Apa yang mereka butuhkan adalah cara agar berbagai hal ini mampu bekerja secara simultan dan efektif. Situs-situs seperti HubSpot, Hootsuite dan plug ini WordPress dapat membuat mereka mendapat hasil yang lebih besar dan lebih cepat! Seperti Joe, hal ini akan membuat rasanya menjadi jauh lebih menarik.
THE LET DOWN
Ada banyak perusahaan yang telah mencoba beberapa cara (seperti sosial media), tersesat, lalu kemudian memutuskan untuk tidak pernah mau mencoba jalan itu lagi. Hal itu sangat disayangkan. Kita menghasilkan result untuk diri kita dan klien kita, ada banyak statistik yang membuktikan bahwa strategi-strategi digital ini memang berhasil. Perusahaan yang telah mencoba versi "tanpa kafein" dari marketing, akan mendapat sedikit atau tidak ada hasil sama sekali sebelum mereka memutuskan untuk menyerah dan memutuskan bertahan di zona aman.
Isu pokok dari narasi ini adalah "fokus". Apakah perusahaan Anda menerapkan marketing untuk mendukung penjualan dan pertumbuhan? Jika ya, maka strategi inbound marketing dan digital marketing harus difokuskan pada hasil. Banyak perusahaan berfokus pada aktivitas. Jika goal Anda saat ini mencakup "mendapat likes Facebook lebih banyak" atau "meningkatkan jumlah followers di Twitter" tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Namun Anda perlu menyadari bahwa Anda tidak akan memperoleh banyak ROI dari perspektif penjualan ini. Jika Anda ingin strategi marketing mampu memompa performa perusahaan Anda, maka Anda perlu untuk tampil semaksimal mungkin dan berfokus pada rencana untuk memperoleh hasil.