Nodeflux, perusahaan Vision AI (Artificial Intelligence) lokal ditunjuk menjadi pembicara dalam konferensi teknologi business to business (B2B) Centrum fur Buroautomation, Informationstechnologie und Telekomunikation (CeBIT) yang diadakan di Sydney, Australia, pada 29-31 Oktober 2019.
Richard Dharmadi, Group Product Manager Nodeflux menyatakan bangga bisa mewakili Indonesia sebagai pionir adopsi Vision AI di CeBIT Australia. “Kami berharap bisa membagikan keahlian kami, untuk semakin memperluas adopsi Vision AI agar dapat memberikan dampak-dampak positif di berbagai belahan dunia,” katanya dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (30/10).
Konferensi merupakan event tahunan terbesar di kawasan Asia Pasifik yang membahas bidang IT, digitalisasi, dan komunikasi. Sebelumnya, Nodeflux juga menjadi satu-satunya pembicara bidang AI dari Indonesia dalam acara World Summit AI 2019 di Belanda.
Berdiri sejak 2016, Nodeflux menawarkan berbagai fitur teknologi canggih yang dapat membantu pemerintah mewujudkan konsep Smart City melalui platform VisionAIre. Perusahaan sukses menerapkan Vision AI di lembaga pemerintah seperti Polri, Jasa Marga, Jakarta Smart City.
Pemprov DKI Jakarta telah merasakan manfaat fitur Nodeflux, yaitu License Plate Recognition (LPR) untuk meningkatkan pajak kendaraan melalui pemasangan enam titik CCTV di ibukota. Fitur ini mendeteksi plat nomor mobil dan menyesuaikan datanya dengan sistem perpajakan. Berkat fitur LPR, penerimaan pendapatan Pemprov DKI Jakarta mencapai Rp144 miliar pada satu kuartal 2019.
Atas performa dan kontribusinya dalam mendorong kesuksesan konsep kota masa depan, Nodeflux mendapatkan anugerah SATU Indonesia Award 2018 dari Astra International untuk kategori teknologi.
Ekosistem AI di Indonesia diakui memiliki potensi sangat besar, terutama dengan semakin banyak pemangku kepentingan berkolaborasi di dalamnya. “Kami akan terus menggunakan sumber daya dan keahlian kami dalam bidang Vision AI untuk membangun ekosistem AI dengan berbagai mitra strategis,” tandas Richard. ()
