Di tahun politik ini, tepatnya pada Quartal pertama (Q1) 2019, PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) berhasil mencetak pertumbuhan volume transaksi 32,41% menjadi 365,796 lot, dibandingkan Q1 2018 yang sebesar 276,265 lot.
Dengan catatan kinerja itu, perusahaan pialang terbesar di Indonesia itu kembali berada di urutan pertama dari seluruh perusahaan pialang berjangka di Indonesia. Berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta, saat ini, pangsa pasar RFB mencapai 18,47%. “Kendati dalam situasi tahun politik, namun cukup membuktikan bahwa pertumbuhan kami tetap terjaga stabil,” ucap Teddy Prasetya, CEO PT Rifan Financindo Berjangka.
Sementara itu, sepanjang Januari hingga Maret 2019, total nasabah baru RFB naik sebanyak 922 nasabah. Itu artinya, meningkat 39,49% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 lalu. “Strategi layanan edukasi dengan pengalaman yang menyenangkan menjadi andalan Perseroan untuk menjaring nasabah,” yakinnya.
Sejak berdiri pada tahun 2000, ungkap Teddy, RFB terus berupaya menjadi perusahaan pialang berjangka terbesar yang dijalankan dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan mengutamakan layanan yang prima kepada nasabah dengan tim marketing yang andal.
Saat ini RFB tercatat sudah memiliki 1 kantor pusat di Jakarta, dan 9 kantor cabang di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Medan, Pekanbaru, dan Palembang. “Perluasan Ekspansi masih akan dilakukan di beberapa kota besar lain, dengan fokus menjangkau nasabah potensial agar semakin dekat,” akunya.
Selanjutnya, sebagai bentuk komitmennya dalam meningkatan literasi terhadap produk investasi derivatif di industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), sejak awal tahun ini, RFB telah menggelar kegiatan edukasi seperti investor gathering dan edukasi terhadap media di 7 kota di seluruh Indonesia. Dimulai dari Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Palembang, Pekanbaru, dan Jakarta.
“Seluruh sumber daya yang kami miliki sekarang akan terus kami perbesar dan perkuat, sehingga kami pun tetap optimistis bahwa target 1,5 juta lot hingga akhir tahun 2019 akan tercapai dengan komposisi 1,1 juta lot untuk volume transaksi bilateral, dan 400 ribu lot untuk volume transaksi multilateral,” pungkasnya.