Merujuk Infocomm Media Development (www.omda.gov.sg), Singapura sebagai pintu gerbang pendanaan regional, membutuhkan 87.000 tenaga kerja pengembangan teknologi informatika (TI) dan 9.700 tenaga kerja kreatif pada Juni 2017. Jumlah tersebut tentu terus bertumbuh hingga kini.
Fakta itu menunjukkan bahwa perkembangan Industri digital di kawasan Asia Tenggara kian menggeliat. Hal serupa terjadi juga di Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi berbasis internet tertinggi di Asia Tenggara.
Tak heran, jika kini makin banyak perusahaan yang bertransformasi menuju ekosistem kolaborasi teknologi. Sinar Mas Land misalnya, melalui salah satu proyeknya, BSD City, tengah membangun kawasan Digital Hub seluas 26 Hektar. Proyek yang terletak di bagian Selatan Green Office Park BSD City tersebut, didedikasikan sebagai rumah atau wadah bagi komunitas digital di Indonesia.
Dijelaskan Irawan Harahap, Project Leader Digital Hub, BSD City memiliki visi untuk membangun ekosistem digital terdepan di Indonesia. Guna mewujudkannya, BSD City bekerja sama dengan sejumlah institusi pendidikan digital terbaik seperti Apple Academy, Binar Academy, Purwadhika, Techpolitan, Creative Nest, BSD Innovation Lab, dan Grab Engineering Lab. Dalam jangka panjang, institusi tersebut akan mendukung permintaan talenta digital dari sejumlah perusahaan yang ada di kawasan Jabodetabek.
“Harapannya, keberadaan institusi pendidikan digital di BSD City dapat berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Dalam pengembangan kawasan Digital Hub, kami juga belajar dari kawasan Silicon Valley di Amerika Serikat yang bermula dengan keberadaan top universities, salah satunya Stanford University, sebelum berkembang menjadi kawasan ekonomi digital," paparnya.
Saat ini, Sinar Mas Land melalui proyek BSD City tengah bertransformasi menjadi integrated smart digital city dengan membangun kawasan Digital Hub. Dikatakan Irawan, kendati kawasan Digital Hub masih dalam proses konstruksi, namun sejumlah institusi di bidang teknologi telah berkantor di BSD City, dimana kehadiran mereka akan memperkaya ekosistem digital di BSD City.
Para tenant yang telah hadir di sana antara lain Apple Developer Academy, yang mencetak developer untuk aplikasi dengan sistem operasi berbasis iOS; Purwadhika Startup and Coding School, yang memiliki program digital marketing, web development, user experience (UX) design, data science, coding, dan game development; Binar Academy yang menawarkan program untuk coding, product owner, back end dan front end, serta user interface (UI) & UX design; Techpolitan yang fokus dalam pengajaran coding hypertext preprocessor dan java (untuk Android) serta animasi 3D; Creative Nest Indonesia yang berfokus pada pengajaran animasi, virtual reality, augmented reality, graphic design, game design, coding, dan motion graphic; BSD Innovation Lab yang merupakan program akselerasi yang berfokus mengembangkan startup yang bergerak di bidang property technology (proptech); dan Grab Engineering Lab yang fokus menciptakan sebuah sistem transportasi yang lebih cerdas dan tertata.
Sejalan dengan hadirnya pusat-pusat pendidikan di BSD City, lanjutnya, Sinar Mas Land juga membangun infrastruktur teknologi di kawasan tersebut. Salah satunya, dengan pemasangan fiber optic untuk kecepatan internet hingga 1 Gbps.
“Integrasi-integrasi ini dilakukan dalam pengembangan kota untuk memantapkan BSD City sebagai kawasan yang unggul pada era 4.0 ini. Perusahaan berskala internasional, seperti Unilever, Huawei, dan Apple kini berkantor di BSD City,” tandasnya.
Belum lama ini, Sinar Mas Land dan Grab juga telah meluncurkan uji coba GrabWheels di Kawasan BSD City sebagai moda transportasi jarak pendek sekitar 3 hingga 5 kilometer yang ramah lingkungan. Diakui Irawan, langkah itu sebagai bagian dari upaya Sinar Mas Land yang memperkuat sistem transportasi terintegrasi di area BSD City.