Menjadi merek lokal yang mampu bertahan di tengah sengitnya pertarungan bisnis tentu memerlukan strategi yang tidak biasa. Maklum saja, banyaknya pendatang baru yang agresif merangsek pasar Indonesia tidak bisa dihadapi dengan strategi branding yang biasa. Dibutuhkan strategi branding yang unik dan kuat agar brand lokal mampu bertahan di hati konsumen. Termasuk, keluar sebagai juara di tengah kerumunan merek asing.
Diungkapkan Kemal Effendi Gani, Pemimpin Umum Majalah SWA, sejauh ini merek-merek lokal makin mampu memuaskan konsumennya. “Hal itu tercermin dari tingkat kepuasan pelanggan yang terus meningkat berdasarkan survei Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) yang dihelat Majalah SWA. Dari tahun 2010-2015, grafik indeks kepuasan pelanggan meningkat dari 3,888 menjadi 3,901,” tegasnya.
Sementara itu, ia menambahkan, berdasarkan survei Indonesia Best Brand Award (IBBA), porsi merek-merek lokal lebih besar dibandingkan merek asing. IBBA 2015 misalnya, porsi merek lokal yang memenangkan penghargaan mencapai 63%.
“Oleh karena itu, kami berinisiatif menerbitkan buku ‘Ini Dia Merek-Merek Juara Kebanggaan Indonesia’. Pada buku ini, akan dibahas kisah sukses tentang bagaimana pemilik atau pengelola merek dalam membesarkan merek atau produk mereka. Termasuk, mengupas bagaimana strategi pemasaran dalam melakukan ekspansi bisnis dan menghadapi competitor,” terang Kemal, di sela-sela peluncuran buku ‘Ini Dia Merek-Merek Juara Kebanggaan Indonesia’ hari ini (14/10), di Jakarta.
Pada peluncuran buku tersebut, disajikan juga sesi talkshow bersama sejumlah pengelola merek yang sukses di pasar Indonesia. Di antaranya, Direktur Marketing Polytron Tekno Wibowo, Marketing Deputy Director CHD 2 Kalbe Consumer Health Division Sinteisa Sunarjo, dan Head of Marketing PT Tang Mas Irawan Hartono.
Dikisahkan Sinteisa, salah satu kekuatan branding dari Promag adalah pemilihan brand ambassador yang tepat, dalam hal ini Deddy Mizwar. “Kami sangat berhati-hati dalam memilih brand ambassador, terlebih brand ambassador dari sebuah produk obat. Kredibilitas dan personality brand ambassador menjadi salah satu pertimbangan kami,” katanya.
Sementara itu, menurut Tekno, consumer insight menjadi salah satu langkah penting untuk mengetahui kebutuhan konsumen saat ini. “Langkah itu pula yang Polytron lakukan ketika akan masuki pasar smartphone. Kami menawarkan inovasi berupa Fira OS (Operating System) yang sangat Indonesia karena mengadirkan aneka fitur yang hanya ada di Indonesia,” terangnya.
Selanjutnya, ditegaskan Irawan, inovasi produk juga dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dalam merebut hati konsumen, termasuk memenangkan persaingan. Salah satunya, merek Zestea, produk minuman teh hijau pertama di Indonesia yang diluncurkan Tang Mas pada tahun 2005. Sebagai sang pionir, Zestea bahkan mampu memperoleh penghargaan Word of Mouth Marketing Award sejak tahun 2015 untuk kategori Minuman Teh Hijau dan menjadi merek yang paling direkomendasikan untuk kategori teh hijau.