Tahun 2021, Ajinomoto Lanjutkan Edukasi Pentingnya Asupan Gizi

Menyambut Hari Gizi Nasional tahun ini yang jatuh pada 25 Januari, PT Ajinomoto Indonesia telah menggelar berbagai kegiatan webinarnya sejak November 2020. Program webinar ini akan kembali digelar Ajinomoto pada Februari 2021.

Melalui webinar ini, Ajonomoto ingin mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya asupan gizi seimbang dan strategi diet rendah garam. Sejatinya, upaya ini guna menjaga imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19.

Dituturkan Dr. Johanes Chandrawinata Sp.Gk, MND, pakar gizi yang juga menjadi pembicara pada kegiatan Webinar yang akan digelar oleh PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengentaskan permasalahan gizi, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, menjadi semakin krusial.

“Pandemi Covid-19 ini mengharuskan kita untuk menjaga daya tahan tubuh yang optimal dan pada saat yang sama juga menjaga serta memperbaiki kesehatan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit. Sistem imun selalu aktif melaksanakan pengawasan, namun aktivitasnya meningkat jika individu terkena infeksi. Peningkatan aktivitas ini disertai peningkatan metabolisme, yang memerlukan sumber energi dan bahan untuk biosintesa dan molekul pengatur. Sumber energi dan bahan molekul pengatur ini tentunya berasal dari diet. Karena itu, kecukupan asupan berbagai jenis zat gizi sangat penting untuk menunjang sistem imun berfungsi secara optimal,” ungkap Dr. Jo.

Lebih jauh ia menjelaskan, melakukan diet rendah garam menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degeneratif. Dengan mencegah hal tersebut, peluang seseorang untuk menjaga sistem imun semakin tinggi. Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam). Contoh, Halim dkk dalam penelitian terbaru tahun 2020 dalam Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat makanan walaupun kadar natrium nya dikurangi antara 30-60%. “Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” imbuhnya.

Diakui Dr. Jo, kampanye Pemerintah Indonesia terkait GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dan juga pembatasan GGL (Gula-Garam-Lemak), tidaklah cukup untuk mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia.

“Peran serta industri atau pelaku bisnis di bidang makanan juga perlu ditingkatkan dengan membuat produk yang lebih sehat rendah gula, rendah garam, dan rendah lemak, namun tetap bercita-rasa tinggi demi ikut aktif menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Termasuk, mendidik masyarakat agar bertambah pengetahuannya tentang makan yang lebih sehat menuju tubuh yang lebih sehat pula,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)