Inisiatif Ajinomoto untuk Mengatasi Masalah Gizi di Indonesia

Stunting, wasting, obesitas, dan kurangnya konsumsi zat gizi mikro sehingga berujung pada anemia, sampai saat ini masih menjadi permasalahan gizi utama di Indonesia. Sebagai produsen bumbu yang sangat peduli dengan asupan nutrisi dengan gizi seimbang untuk seluruh masyarakat, PT Ajinomoto Indonesia turut berkontribusi dalam merayakan Hari Gizi Nasional tahun 2021.

Pada kesempatan ini, Ajinomoto turut mensponsori rangkaian program Hari Gizi Nasional 2021 yang digelar oleh Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Program kali ini mengusung tema “Remaja Sehat, Bebas Anemia”. Sebelumnya, Ajinomoto juga sudah berperan aktif mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia dengan menggelar program “School Lunch Program” (SLP).

“Untuk mengatasi permasalahan gizi, Ajinomoto mengambil pendekatan holistik. Bermitra dengan IPB, kami memprakarsai School Lunch Program untuk menyediakan makan siang dengan gizi seimbang untuk para santri di pesantren di Bogor. Tidak hanya itu, kami juga memberikan edukasi tentang nutrisi yang tepat, (Pola Hidup Bersih Sehat) PHBS, dan pentingnya olahraga,” papar Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia.

Lebih jauh ia menjelaskan, SLP telah berjalan sejak 2018. Hingga 2020, sudah ada dua pesantren yang menjadi pilot project, dan menerima manfaat dari program ini. Keduanya, yakni Pondok Pesantren Darussalam dan Pondok Pesantren Darul Falah, Bogor.

Dr. Rimbawan, Dosen IPB sekaligus Project Leader SLP bersama Ajinomoto menambahkan, “Di setiap pesantren penerima program, terdapat hasil yang signifikan. Dari pemberian makan siang, hasil yang signifikan adalah peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin C. SLP juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin santri, serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan.”

Menurutnya, status gizi santri yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP. Ada juga beberapa santri yang semula underweight, namun setelah ada SLP, terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan.

Pada dua pesantren yang telah menerima SLP, lanjutnya, beberapa kali juga ditemukan kasus skipping meal (melewatkan makan), yang salah satu alasannya adalah karena rasa makanan kurang enak dan variasinya terbatas. Penggunaan Bumbu Umami seperti Masako®, Sajiku®, dan Saori® dari Ajinomoto, membantu memperbaiki cita rasa dan variasi menu, sehingga dapat menurunkan kejadian skipping meal. Dengan demikian, anak-anak menjadi lebih berselera untuk makan, asupan gizinya pun meningkat.

“Saya rasa pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi Covid-19. Saat ini, kita dihadapkan dengan tantangan baru dimana para siswa dan santri ini melaksanakan Study From Home (SFH). Hal ini menjadikan tanggung jawab utama pemenuhan gizi anak sekolah bertumpu pada orangtua di rumah, sehingga channel edukasi gizi yang semula ditujukan kepada guru harus diubah sasarannya menjadi orangtua,” ungkap Dr. Rimbawan.

Berangkat dari fakta ini, dituturkan Katarina, Ajinomoto berkomitmen untuk tetap memberikan kontribusi terhadap pengentasan masalah gizi di Indonesia dengan mensosialisasikan konsep SLP ke sekolah-sekolah lainnya. Selain itu, untuk memberikan inspirasi baru bagi para ibu yang berperan penting dalam menyiapkan makanan bergizi seimbang bagi keluarga, Ajinomoto juga menggelar kegiatan Dapur Umami® Online Cooking Class. “Kami juga mengadaptasi menu-menu yang ada dalam program SLP, namun didemokan oleh chef yang berpengalaman, sehingga dapat lebih menggugah selera untuk menyantap menu tersebut,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)