Risiko cloud dan manajemen supply chain yang dihadapi organisasi bakal meningkat tahun depan.
Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia memaparkan pertumbuhan dan perubahan yang cepat ini dimana organisasi dari semua industri bergantung pada perangkat lunak pihak ketiga, open source, dan inovasi digital akan membawa risiko baru akan serangan bagi manajemen supply chain.
“Dari penggunaan cloud hingga jaringan rumah, para pemimpin di bagian Informasi Teknologi perlu menilai kembali risiko siber dan strategi keamanan IT perusahaan di tahun 2020,” katanya kepada media di Jakarta, Selasa (3/12).
Diperkirakan tahun depan akan ada jenis risiko supply chain yang relatif baru karena sistem kerja remote memperkenalkan ancaman ke dalam jaringan perusahaan melalui keamanan Wi-Fi yang lemah.
Selain itu, kerentanan pada perangkat rumah yang terhubung dapat berfungsi sebagai titik masuk ke jaringan perusahaan.
Di tengah ancaman siber yang selalu bergejolak ini, Trend Micro merekomendasikan organisasi untuk meningkatkan uji kelayakan atas penyedia cloud dan Managed Service Providers (MSPs); melakukan penilaian kerentanan dan risiko secara berkala atas pihak ketiga.
Rekomendasi lain, adalah berinvestasi pada perangkat keamanan untuk mendeteksi kerentanan dan malware di komponen pihak ketiga, dan mempertimbangkan Cloud Security Posture Management (CSPM) untuk membantu meminimalkan risiko kesalahan konfigurasi.()