Threads merupakan tantangan langsung terhadap Twitter. Aplikasi dari Meta menarik jutaan pengguna dalam hitungan jam, memanfaatkan kondisi lemah Twitter setelah keputusan kontroversial oleh pemiliknya, Elon Musk. Perkembangan ini membuka potensi baru bagi strategi branding dan pemasaran.
Meta Platforms, perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook, telah meluncurkan aplikasi baru yang disebut "Threads". Aplikasi ini merupakan tantangan langsung kepada Twitter dan berhasil menggaet jutaan pengguna dalam beberapa jam setelah peluncurannya. Keadaan Twitter yang lemah setelah sejumlah keputusan kontroversial dari pemiliknya, Elon Musk, tampaknya telah dimanfaatkan oleh Meta untuk menarik pengguna ke Threads.
Aplikasi baru ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari selebriti seperti Kim Kardashian dan Jennifer Lopez hingga politisi terkemuka seperti Alexandria Ocasio-Cortez. Sebagai aplikasi yang terintegrasi dengan Instagram, Threads memungkinkan pengguna untuk masuk menggunakan kredensial Instagram mereka dan mengikuti akun yang sama, memudahkan pengguna aktif Instagram, yang mencapai lebih dari 2 miliar pengguna per bulan, untuk beradaptasi.
Mirip dengan Twitter, Threads memungkinkan pengguna untuk membuat postingan teks pendek yang bisa disukai, dibagikan ulang, dan dikomentari oleh pengguna lain. Meski demikian, Threads tidak memiliki fitur pesan langsung. Postingan di Threads dapat mencakup hingga 500 karakter dan meliputi tautan, foto, dan video hingga lima menit.
Peluncuran Threads telah mendorong peningkatan nilai saham Meta sebesar 3%. Sementara itu, Twitter menghadapi berbagai tantangan. Sejak diakuisisi oleh Musk, Twitter mengalami penurunan nilai setelah melakukan pemotongan staf besar-besaran dan mengalami kontroversi moderasi konten yang telah menjauhkan pengguna dan pengiklan.
Namun, harus diingat bahwa Meta telah beberapa kali gagal meluncurkan aplikasi mandiri di masa lalu. CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengingatkan pengguna untuk bersabar dengan Threads, dengan menyatakan bahwa aplikasi baru ini baru saja memulai perjalanannya.
Threads dan Twitter keduanya adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi postingan teks pendek. Kedua platform ini memungkinkan pengguna untuk menyukai, membagikan ulang, dan membalas postingan, memfasilitasi interaksi dan diskusi antar pengguna.
Namun, ada beberapa perbedaan penting antara kedua platform ini. Threads dioperasikan oleh Meta Platforms, yang juga mengoperasikan Instagram, dan pengguna dapat masuk ke Threads menggunakan kredensial Instagram mereka. Ini memberikan Threads akses ke basis pengguna yang sudah ada dan sangat besar dari Instagram, yang berjumlah lebih dari 2 miliar pengguna aktif per bulan. Di sisi lain, Twitter adalah platform yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan langsung dengan platform media sosial lainnya.
Salah satu perbedaan besar lainnya adalah bahwa Threads, setidaknya saat ini, tidak memiliki fitur pesan langsung, yang merupakan bagian integral dari pengalaman pengguna di Twitter. Selain itu, Threads memungkinkan postingan hingga 500 karakter dan dapat mencakup tautan, foto, dan video hingga lima menit. Sebaliknya, Twitter memiliki batasan karakter yang lebih ketat untuk postingan teks dan aturan yang berbeda mengenai jenis konten yang dapat disertakan dalam postingan.
Satu hal lagi yang membedakan kedua platform ini adalah bagaimana mereka berurusan dengan masalah privasi. Threads memungkinkan pengguna yang mendaftar melalui Instagram untuk memilih pengaturan privasi yang berbeda untuk setiap aplikasi, sedangkan Twitter memiliki pengaturan privasi sendiri yang berlaku untuk semua aktivitas pengguna di platform tersebut.
Peluncuran Threads oleh Meta dapat membuka peluang baru dan menarik untuk branding dan pemasaran.
Pertama, akses langsung ke basis pengguna Instagram yang sangat besar berarti bahwa merek dan pemasar yang sudah memiliki kehadiran di Instagram dapat dengan mudah memanfaatkan audiens mereka di platform baru ini. Ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menjangkau pengguna di platform yang berbeda dan memperluas cakupan merek mereka.
Kedua, fitur dan fungsionalitas baru dari Threads, seperti kemampuan untuk memposting tautan, foto, dan video hingga lima menit, dapat memberikan peluang baru untuk konten pemasaran dan storytelling yang kreatif. Ini bisa memungkinkan merek untuk berkomunikasi dengan audiens mereka dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.
Ketiga, jika Threads berhasil menjadi alternatif Twitter yang layak, ini bisa berarti bahwa ada ruang baru untuk merek dan pemasar untuk beriklan dan terlibat dengan pengguna. Mengingat Twitter telah menjadi platform penting untuk komunikasi real-time dan pemasaran influencer, pergeseran pengguna dari Twitter ke Threads dapat memiliki implikasi signifikan untuk strategi pemasaran digital.
Namun, ini juga berarti bahwa merek dan pemasar harus waspada terhadap perubahan dalam strategi dan algoritma media sosial serta peraturan privasi pengguna. Mereka harus selalu memastikan bahwa mereka mematuhi aturan dan panduan platform saat mereka menjalankan kampanye mereka di Threads.
Harus dicatat bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana Threads akan berkembang sebagai platform media sosial dan apa dampaknya akan terhadap ekosistem media sosial secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi merek dan pemasar untuk terus memantau perkembangan Threads dan bersiap untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai kebutuhan.