MIX.co.id - Saat ini, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate pada level 3,5% lantaran posisi rupiah dan infasi dinilai masih stabil. Hal ini berbeda dengan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang pada Mei 2022 telah menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga The Fed bahkan bisa lebih agresif seiring terus melesatnya angka inflasi negeri Paman Sam yang mencapai angka 8,6%.
Namun, sejumlah ekonom memperkirakan BI pun bakal segera menaikan suku bunga acuan. Sebab, bila tidak dilakukan, akan berpotensi mempengaruhi nilai tukar maupun aliran dana asing (capital outflow).
Sentimen kenaikan suku bunga biasanya sangat berkolerasi dengan kinerja instrumen investasi portofolio, termasuk reksa dana. Untuk itu, para investor disarankan untuk mencermati perkembangan kenaikan suku bunga sebelum melakukan alokasi investasi.
Dituturkan Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit Manuel Adhy Purwanto, aset investasi obligasi lebih sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Namun, real yield (selisih imbal hasil terhadap inflasi) obligasi Indonesia saat ini masih jauh lebih menarik dibandingkan negara maju atau berkembang lainnya, sehingga masih menarik. Sedangkan untuk instrumen saham akan tergantung dari kinerja perusahaan dalam membukukan pertumbuhan pendapatan atau laba.
"Dalam kondisi suku bunga naik, investor akan cenderung lebih selektif mencari perusahaan berkualitas dengan cashflow yang baik. Reksadana Saham yang memiliki strategi investasi ke saham unggulan (blue chip) dapat menjadi pilihan investasi dalam kondisi saat ini. Koreksi di pasar saham dapat menjadi kesempatan yang tepat bagi investor reksa dana yang berorientasi untuk tujuan jangka panjang," ucapnya.
Sementara, khusus investor yang memiliki tujuan investasi jangka pendek dengan profil konservatif, Moduit menyarankan untuk memberikan porsi alokasi investasi lebih besar pada reksa dana pasar uang, karena lebih stabil dan minim fluktuasi. Mengingat, tren kenaikan suku bunga berpotensi mendatangkan return lebih tinggi pada reksa dana jenis ini.
"Alokasi investasi tentu akan sangat tergantung dengan tujuan dan profil risiko investor maupun calon investor. Saat ini, platform Moduit menyediakan produk Reksa Dana dan Obligasi, serta memiliki fitur Moduit Navigator yang dapat membantu investor mendapatkan rekomendasi asset alokasi berdasarkan tujuan dan profil risiko," pungkasnya.