Upaya Kominfo Dukung Laut Berkelanjutan

MIX.co.id - Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo kembali menggelar program Creative Talks Pojok Literasi bertajuk “Penanganan Sampah untuk Laut yang Berkelanjutan”. Program tersebut digelar secara hybrid dari Aula Lamban Yoso Kabupaten Pesisir Barat dan dapat disaksikan melalui Zoom Meeting serta disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Ditjen IKP Kominfo pada Juni ini (11/6).

Diungkapkan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo Septriana Tangkary,, “Pengelolaan sampah, baik di darat maupun di laut, membutuhkan komitmen dan kontribusi dari seluruh stakeholders, baik pemerintah pusat, daerah, swasta, dan yang terpenting unsur masyarakat.”

Sampah plastik adalah ancaman berbahaya yang dapat merusak tatanan kehidupan di muka bumi. Bukan hanya dapat merusak kesehatan manusia, sampah plastik juga berpotensi merusak ekosistem di laut dan berdampak pada perubahan iklim, dimana 80% sampah di laut berasal dari daratan dan 30% dari sampah tersebut adalah sampah plastik.

Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc., menyampaikan bahwa target dan indikator pengelolaan sampah ada dua, yaitu 30% pengurangan sampah pada 2025 dan 70% penanganan sampah pada 2025.

“Pemerintah Indonesia merespon cepat persoalan sampah laut melalui penerbitan Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 83/2018 tentang penanganan sampai laut dengan target pengurangan sampah laut sebesar 70% pada 2025,” ucap Sinta.

Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pesisir Barat Rio Niko Fernando Ahra menyampaikan beberapa kendala dalam penanganan sampah yang dialami di Kabupaten Pesisir Barat, mulai dari minimnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah hingga keterbatasan anggaran Pemkab.

“Salah satu kendalanya adalah cakupan wilayah penanganan dan pengelolaan sampah saat ini belum dapat mengakomodir seluruh wilayah kabupaten. Dari 11 kecamatan, baru 2 kecamatan yang ditangani oleh Dinas LHK," ujar Rio.

Lebih jauh Rio menegaskan, kendala yang terbesar adalah minimnya kesadaran masyarakat dan wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Ketua Komunitas Krui Kecah Ko Mizariadi menegaskan pentingnya kerja sama dan kesadaran diri dari masyarakat dan pemegang kepentingan. “Kalau tidak mau mengangkat sampah orang lain minimal kita jangan jadi agen pembuang sampah sembarangan," urainya.

Mizar juga memaparkan beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh komunitas Krui Kecah Ko, seperti memberikan edukasi ke sekolah-sekolah, melakukan penanaman terumbu karang, hingga aksi bersih pantai yang dinamakan “ALISA” atau Aksi LIhat Sampah Angkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)