BAGAIMANA CARA NETFLIX MEREVOLUSIONERKAN MARKETING ALGORITMA

Netflix mengguncang industri dengan algoritma marketing yang inovatif, mengubah dinamika pencarian konten bagi 200 juta penggunanya dan mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar streaming.

x

Netflix telah menjadikan algoritma sebagai kunci sukses bisnisnya. Sejak memperkenalkan CineMatch pada tahun 2000, Netflix telah merombak cara pengguna menemukan dan memilih tontonan. Algoritma yang awalnya hanya mengandalkan sistem penilaian dari pengguna, telah berevolusi menjadi sebuah sistem rekomendasi yang canggih, yang memperkuat posisi Netflix dalam meningkatkan penjualan dan promosi produk.

Algoritma ini memainkan peran penting dalam menyempurnakan rekomendasi yang dipersonalisasi, sebuah strategi yang menjadi semakin penting seiring berkembangnya era streaming sebagai cara utama menikmati konten. Informasi yang diperoleh dari kebiasaan streaming pengguna memberikan wawasan yang mendalam dan berharga untuk meningkatkan algoritma rekomendasi Netflix.

Perkembangan Netflix mencakup tidak hanya peningkatan algoritma, tetapi juga penajaman personalisasi pengalaman pengguna, yang dimulai dari tampilan halaman utama hingga pemilihan konten yang dipresentasikan. Dengan hampir 200 juta pengguna global, Netflix berupaya tidak hanya untuk mengenali apa yang disukai pengguna, tetapi juga mengadaptasi berbagai faktor seperti rating, popularitas, dan metadata untuk memperkaya personalisasi.

Netflix juga telah melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan micro-tagging pada judul-judul dalam katalognya dan melakukan pengujian A/B yang terstruktur pada halaman utama, yang telah dimulai sejak tahun 2013. Hal ini menunjukkan komitmen Netflix dalam mengintegrasikan pengolahan data algoritma dengan metode penyelidikan untuk meningkatkan antarmuka pengguna dan personalisasi konten yang ditawarkan kepada pengguna.

Strategi Netflix dalam personalisasi rekomendasi dan pengalaman pengguna merupakan hasil dari gabungan data perilaku penonton, microtags yang terstruktur, serta berbagai algoritma yang beroperasi dalam pembelajaran mesin. Walaupun profil pengguna dibentuk berdasarkan histori tontonan mereka, rekomendasi yang muncul sangat dipengaruhi oleh komunitas pengguna yang memiliki selera serupa, yang tidak hanya mencerminkan preferensi individu tetapi juga mendukung pengalaman menonton yang berbagi ciri khas.

Ted Sarandos, Chief Content Officer dan co-CEO Netflix, telah mengutarakan bahwa keputusan bisnis merupakan hasil kombinasi antara data dan pertimbangan manusia, dengan data menyumbang sekitar 70% dan pertimbangan manusia 30%. Meskipun demikian, peran intuisi dan kreativitas manusia tetap mendominasi, menandakan bahwa selain data yang menjadi landasan penting, kecerdasan manusia masih sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan strategis.

Dengan memanfaatkan data dan algoritma, Netflix telah menetapkan standar baru dalam komunikasi pemasaran. Namun, Netflix juga mengakui pentingnya peran manusia dalam memahami dan merespons kebutuhan serta keinginan yang berubah-ubah dari audiensnya.

Netflix telah merevolusi dunia komunikasi pemasaran dengan strategi yang berpusat pada data dan algoritma. Dengan cara ini, perusahaan telah bertransformasi dari penyedia layanan penyewaan DVD menjadi raksasa streaming yang mendominasi pangsa pasar global. Penerapan teknologi data tidak hanya memperkaya pengalaman pengguna tetapi juga mempengaruhi setiap aspek dari strategi pemasaran mereka.

Salah satu keberhasilan terbesar Netflix adalah kemampuannya untuk menyajikan konten yang dipersonalisasi. Menggunakan algoritma yang mengumpulkan data perilaku pengguna, Netflix dapat menawarkan rekomendasi yang sesuai dengan preferensi individu. Setiap pengguna disambut dengan beranda yang berisi katalog disusun sesuai dengan apa yang telah mereka tonton sebelumnya, meningkatkan kemungkinan untuk menemukan tontonan berikutnya yang akan disukai. Ini menciptakan lingkungan yang sangat disesuaikan, yang mana mengefektifkan waktu pengguna dalam mencari konten dan mengurangi kemungkinan mereka beralih ke layanan kompetitor.

Di samping itu, Netflix juga menerapkan data dalam pengambilan keputusan strategis mereka. Hal ini tercermin dalam pilihan judul yang diproduksi. Bukan hanya preferensi genre yang menjadi pertimbangan, tetapi juga popularitas sutradara dan aktor, serta tren genre di kalangan penonton. Misalnya, keberanian Netflix dalam memproduksi "House of Cards" adalah hasil dari analisis data yang menunjukkan bahwa kombinasi drama politik, sutradara ternama, dan aktor yang memiliki pengikut setia akan diterima dengan baik oleh audiens.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)