Satu organisasi perkapalan mengajak staf menanam mangrove: program ini tidak hanya memperbaiki ekosistem pantai, tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan karyawan terhadap tujuan lingkungan.
Rangkuman ini memberikan konteks: komunikasi internal strategis dapat meningkatkan kesadaran, memfasilitasi dialog, dan mendorong aksi nyata karyawan (Men & Bowen, 2016; Sharma, Kamalanabhan, & Goodman, 2012).
Sorotan utama kompetisi adalah presentasi seorang Public Relations Officer dari sebuah perusahaan manufaktur nasional. Melalui Zoom, PRO itu memperkenalkan kerangka Situational Theory of Problem Solving (STOPS) yang diadaptasi untuk memetakan empat segmen karyawan berdasarkan kesadaran dan keterlibatan terhadap isu lingkungan.
Pertama, Proaktif: yang secara mandiri mencari informasi dan tindakan hijau. Kedua, pencari Informasi: yang membutuhkan materi edukatif untuk berpartisipasi. Ketiga, yang enggan terlibat. Mereka ini memerlukan dukungan lebih konkrit. Dan ke empat, apatis. Mereka ini harus diyakinkan melalui testimoni sejawat.
“Strategi segmen memungkinkan kami menghadirkan konten yang sesuai: grup digital interaktif untuk generasi milenial, modul e-learning berbasis video inspiratif untuk manajerial, serta sesi coaching one-on-one melalui breakout rooms bagi yang skeptis,” jelas PRO tadi., sebut Ratna.
Menurut studi, efektivitas penyampaian pesan meningkat dua kali lipat dibanding kampanye top-down biasa (Lee, Dong, & Sun, 2025).
Salah seorang juri mengajukan pertanyaan via chat, “Bagaimana Anda menghindari kebosanan konten?” Ratna menegaskan, “Kami mengedepankan storytelling karyawan: video dua menit tentang inisiatif ‘Bank Botol Bekas’ di pantry dan newsletter bergaya majalah mini yang dilengkapi kuis interaktif.
Tiap polling memicu diskusi real-time di chat Zoom dan forum internal, menumbuhkan rasa memiliki.” (Punjaisri, Wilson, & Balmer, 2011; Bravo et al., 2017).
Ratna kemudian men-share grafik engagement yang menampilkan peningkatan open rate newsletter dari rata-rata 25 persen menjadi 65 persen dalam tiga bulan. Ide-ide di forum digital melonjak dari 10 per kuartal menjadi 120 per kuartal—di antaranya program penanaman pohon produktif di area parkir kantor.
Survei internal menunjukkan 82 persen karyawan merasa semakin memiliki inisiatif hijau, sementara laporan hambatan teknis menurun 30 persen (Uusi‐Rauva & Nurkka, 2010; Biedenbach & Manzhynski, 2016).
Di sesi selanjutnya, juri mengangkat isu resistensi: “Apa tantangan terbesar?” Ratna mengaku kelompok apatis sempat memandang program hijau sebagai beban tambahan. Solusinya, ia melibatkan influencer internal—karyawan dengan reputasi tinggi—sebagai ambassador.
“Kami mengadakan sesi live internal, memfasilitasi mereka berbagi...