Ketika Perubahan Cara Mengharuskan Perubahan Paradigma

Oleh: Ardi Wirdamulia

(Doktor dari PSIM FEUI dalam ilmu pemasaran. Sedang dan terus belajar menulis artikel populer. Bisa disapa di twitter dengan akun @awemany)

Kita semua paham bahwa dunia sedang berubah melalui jaringan komunikasi global dan kekuatan yang ada pada genggaman kita, smartphone. Terminologi telepon genggam jelas tidak lagi memadai. Fungsi alat itu bukan lagi hanya untuk bertelepon, ia adalah jendela dunia kita. Bahkan, lebih dari sekadar jendela, ia merupakan interface kita dengan dunia. Tempat kita berinteraksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan kita sebagai manusia baik secara fungsional, emosional ataupun simbolik. Lengkap.

Pemasar, tentu saja merupakan barisan terdepan dalam memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh kemajuan ini. Sayangnya, sedikit dari kita yang menyadari bahwa ini bukan sekadar pemanfaatan tehnologi. Kita harus turut mengubah pandangan kita terhadap apa-apa yang selama ini kita lakukan. Mendefinisikan kembali konsep-konsep yang selama ini telah tertanam dalam. Mengubah paradigma.

Advertising, sederhananya adalah komunikasi pada media massa yang dibayar oleh suatu entitas sponsor untuk melakukan persuasi pembelian. Pada mobile advertising, konsep yang pertama diperluas adalah media massa. Pra internet dan smartphone, media massa yang dibicarakan adalah TV, radio, koran, tabloid, majalah dan media-media luar ruang seperti billboard, videotron, spanduk dan sebagainya. Hari ini kita bicara tentang penempatan advertising pada media online, web-content, media sosial bahkan pada aplikasi. Meluas.

Mobile advertising sebenarnya menuntut sedikitnya dua perubahan cara pandang lagi dalam definisi tersebut: proses komunikasi dan persuasi pembelian. Artikel ini ingin mengulas kedua hal tersebut. Mengingatkan kita semua.

Banyak para pemasar berhenti pada perubahan dari broadcasting menjadi interaksi. Mereka menyadari pada media konvensional yang mereka lakukan adalah menyebar (broadcast) suatu pesan. Saat mobile technology menguat mereka menambahkan kemampuan interaksi pada iklan yang mereka sebarkan di Internet. Utamanya untuk menghindari kesebalan pada sifat alami iklan yang bisa jadi intrusive. Anda banyak menyaksikan suatu fitur yang membuat iklan bisa di-skip setelah 4 atau 5 detik. Berhenti di sini.

Kita tahu itu bukan interaksi yang kita harapkan. Tidak ada dari kita yang ingin membuat iklan untuk kemudian dihentikan oleh pemirsanya dalam 5 detik. Namun realitasnya, itulah yang dilakukan oleh mayoritas orang. Iklan adalah gangguan. Kita harus mampu menembus tantangan itu.

Sebelum kita bicara tentang tujuan-tujuan spesifik, ada dua elemen iklan yang memampukan pencapaian tujuan itu, informative dan entertaining. Dua hal yang harus dimiiki untuk melawan skepticism konsumen dan kebosanan terhadap repetisi. Dunia yang baru ini memiliki elemen berbeda terhadap apa yang dibayangkan sebagai informative dan entertaining. Relevansinya terhadap momen konsumsi dan aktivitas. Ini adalah awal dari perubahan paradigma beriklan di dunia mobile.

Broadcasting didasarkan pada kondisi pasif. Pemirsa atau pembaca memang sedang bersiap untuk menerima informasi atau hiburan. Hal yang sama tidak bisa kita katakan pada mereka yang sedang beraktifitas online. Mereka ada di situ untuk berbagai tujuan yang berbeda.

Kadang, pemasar berfikir seolah mereka yang sedang online tidak memiliki waktu untuk iklan. Berupaya untuk memotong iklan sesingkat mungkin. Bukan di sana poinnya. Apakah kita hadir sebagai gangguan atau kita turut memperkaya pengalaman? Itu yang akan menjadi perbedaan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)