MIX.co.id - Pemasaran digital yang dipersonalisasi dalam pariwisata merupakan tren yang berkembang pesat yang menyesuaikan upaya pemasaran dengan preferensi dan perilaku masing-masing pelanggan. Pendekatan ini menjadi semakin penting dalam industri perjalanan dan pariwisata, terutama dengan munculnya teknologi digital dan pengaruh media sosial yang terus berkembang. Dengan menggunakan pemasaran digital yang dipersonalisasi, bisnis pariwisata dapat menciptakan pengalaman unik bagi calon wisatawan, mendorong keterlibatan, loyalitas pelanggan, dan peningkatan pemesanan.

Guru Besar Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
Lalu, apa yang dimaksud dengan pemasaran digital yang dipersonalisasi? Dalam konteks pariwisata, pemasaran digital yang dipersonalisasi dapat mencakup penargetan wisatawan dengan penawaran yang disesuaikan untuk destinasi, pengalaman, atau akomodasi berdasarkan penelusuran, preferensi, dan riwayat pembelian mereka sebelumnya. Misalnya, jika pelanggan sering menelusuri destinasi pantai, mereka mungkin menerima promosi yang dipersonalisasi untuk resor pantai atau diskon eksklusif untuk hotel tepi pantai.
Apakah personalisasi dalam pariwisata penting? Tentu sangat penting, karena membantu bisnis menonjol di pasar yang kompetitif dengan memberikan pengalaman yang disesuaikan. Wisatawan saat ini mencari konten yang unik dan relevan yang sesuai dengan preferensi mereka, yang meningkatkan keterlibatan dan kepuasan. Pemasaran yang dipersonalisasi mendorong hubungan yang lebih kuat, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan meningkatkan kemungkinan kunjungan berulang, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang bagi merek pariwisata.
Beberapa bisnis pariwisata di Indonesia telah berhasil mengadopsi strategi pemasaran digital yang dipersonalisasi. Di Indonesia, Traveloka adalah contoh utama pemasaran digital yang dipersonalisasi di bidang pariwisata. Platform ini menggunakan analisis data yang canggih untuk melacak perilaku dan preferensi pengguna, sehingga memungkinkannya menawarkan rekomendasi perjalanan yang dipersonalisasi. Misalnya, jika pelanggan sering mencari destinasi pantai, Traveloka menyoroti promosi dan paket untuk resor pantai atau hotel tepi pantai di Bali, Lombok, atau pulau-pulau Indonesia lainnya. Selain itu, kampanye email Traveloka disesuaikan dengan pemesanan sebelumnya dari setiap pengguna, menawarkan diskon eksklusif untuk akomodasi dan aktivitas di lokasi yang pernah mereka kunjungi, yang selanjutnya meningkatkan pengalaman pelanggan dan kemungkinan untuk melakukan pemesanan lagi.
Garuda Indonesia, maskapai nasional, juga menggunakan pemasaran digital yang dipersonalisasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan meningkatkan keterlibatan. Melalui program frequent flyer-nya, Garuda mengumpulkan data tentang riwayat penerbangan dan preferensi wisatawan. Informasi ini memungkinkan maskapai untuk menawarkan layanan yang dipersonalisasi, seperti promosi penerbangan yang disesuaikan, peningkatan jatah bagasi, dan opsi pemilihan tempat duduk. Misalnya, wisatawan yang sering bepergian antara Jakarta dan Bali dapat menerima penawaran khusus atau akses eksklusif ke lounge, yang membantu mereka merasa dihargai dan lebih cenderung memilih Garuda untuk perjalanan mendatang. Selain itu, aplikasi seluler maskapai menyediakan peringatan yang disesuaikan, seperti pembaruan penerbangan atau rekomendasi berdasarkan riwayat perjalanan pengguna.
Situs web pariwisata Visit Indonesia, yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memanfaatkan pemasaran digital yang dipersonalisasi dengan mengelompokkan audiensnya. Baik menargetkan para pencari petualangan, pelancong mewah, atau wisatawan budaya, situs tersebut menyesuaikan konten dan promosi untuk setiap kelompok. Misalnya, penggemar ekowisata mungkin melihat informasi tentang Raja Ampat atau Pulau Komodo, sementara pelancong mewah mungkin tertarik pada resor mewah di Bali. Iklan penargetan ulang juga mengikuti pengguna yang telah menunjukkan minat pada destinasi tertentu, mengingatkan mereka tentang penawaran menarik atau memberikan penawaran baru yang disesuaikan dengan perilaku pencarian mereka sebelumnya. Pendekatan yang ditargetkan ini membantu menjaga Indonesia tetap menjadi yang teratas dalam pikiran calon wisatawan.
Airbnb adalah contoh lain yang sangat baik dari pemasaran digital yang dipersonalisasi di sektor pariwisata Indonesia. Dengan menganalisis data pengguna seperti pemesanan sebelumnya, riwayat pencarian, dan preferensi, Airbnb menyesuaikan rekomendasinya untuk setiap wisatawan. Misalnya, jika pengguna sering memesan properti tepi pantai di Bali, Airbnb akan menyorot daftar serupa di destinasi pesisir lainnya seperti Lombok atau Kepulauan Gili. Platform ini juga menggunakan kampanye email yang dipersonalisasi untuk memberi tahu pelanggan tentang properti baru, pengalaman unik, atau diskon berdasarkan pencarian atau masa inap mereka sebelumnya. Pendekatan ini tidak hanya membuat proses pencarian lebih efisien bagi wisatawan tetapi juga meningkatkan peluang konversi, mendorong lebih banyak pemesanan dan meningkatkan kepuasan pengguna.
Pemasaran digital yang dipersonalisasi menawarkan sejumlah manfaat penting bagi pariwisata Indonesia. Dengan menyesuaikan konten dan penawaran berdasarkan preferensi dan perilaku individu, hal ini meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memastikan bahwa wisatawan menerima informasi yang relevan dan tepat waktu. Hal ini menghasilkan rasio konversi yang lebih tinggi, karena rekomendasi yang dipersonalisasi memudahkan calon wisatawan menemukan destinasi dan layanan yang sesuai dengan minat mereka. Selain itu, hal ini menumbuhkan loyalitas pelanggan dengan menciptakan pengalaman yang lebih personal, sehingga mendorong kunjungan berulang. Pemasaran yang dipersonalisasi juga memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan anggaran mereka, menargetkan segmen audiens tertentu dengan lebih efisien, dan memastikan bahwa upaya pemasaran hemat biaya dan berdampak.
Pemasaran digital yang dipersonalisasi adalah alat yang ampuh bagi bisnis pariwisata di Indonesia. Dengan memanfaatkan data dan teknologi untuk menyesuaikan upaya pemasaran dengan preferensi individu, bisnis dapat menciptakan pengalaman yang lebih bermakna dan menarik bagi wisatawan. Seperti yang terlihat pada contoh-contoh yang dikemukakan, pemasaran digital yang dipersonalisasi tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pelanggan, tetapi juga mendorong tingkat konversi dan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi. Dengan pertumbuhan platform digital yang berkelanjutan, pemasaran yang dipersonalisasi akan menjadi semakin penting dalam membantu pariwisata Indonesia berkembang di pasar yang semakin kompetitif.