Di tahun 2015 akan banyak hal menarik dalam industri PR. Naiknya Jokowi sebagai presiden yang unik, nyeleneh, cenderung tak memperhatikan penampilan, akan meredefinisi pembangunan citra pemimpin. Begitu juga Ibu Susi, mentri yang kontroversial dan slebor, akan memperkuat kecenderungan di atas. Akan banyak penerimaan nilai-nilai baru, yang dulu tabu di masyarakat.
Sementara itu, di industri PR sendiri kebutuhan akan talent yang kreatif dan menguasai pembuatan konten digital yang baik terus meningkat. Dalam kaitannya dengan Fortune, apa yang dilakukan Fortune PR adalah penguatan human capital development untuk bisa segera menjawab kebutuhan tersebut.
Lalu, apa tantanngan dan hambatan industri PR di tahun mendatang? Jawabannya adalah di sisi human capital. Kebutuhan akan praktisi PR yang handal, berkualitas internasional, kreatif, dan hidup di dunia digital sangat tinggi.
Sayangnya, hal itu belum bisa dipenuhi oleh industri PR. Industri PR banyak claim bahwa praktisi PR harusnya menjadi pemimpin dalam dunia digital dan proses transformasi industri. Benar sekali. Industri PR sangat pantas mengisi kebutuhan itu, tapi talent yang ada di industri PR belum bisa menjawab tantangan ini.
Dalam hal ini masih sangat dibutuhkan pertumbuhan kreativitas dan penguasaan dalam bidang digital dan transformasi industri di industri PR. Tantangan dan hambatan yang dihadapi industri PR ini tidak bisa diatasi dengan program PR. Perlu ada pengelolaan transformasi yang strategis, tidak bisa taktikal.
Kebutuhan sumberdaya manusia yang mumpuni di sektor industri PR juga berbanding lurus dengan pertumbuhan perkembangan media sosial yang juga menuntut setiap perusahaan untuk melatih setiap warga (karyawan) untuk dapat menjadi duta perusahaan (corporateambassador).
Media sosial dapat menjadi alat pembangunan reputasi yang sangat efektif efisien, apabila dikelola dengan baik dengan memberdayakan seluruh warga. Sebab, setiap warga yang ada di media sosial dapat menjadi PR perusahaan. Tanpa adanya edukasi, keberadaan warga tersebut dapat menjadi resiko dan potensi kerugiaan perusahaan, rusaknya reputasi yang sangat sulit diperbaiki. Setiap warga perlu sadar bahwa mau tidak mau mereka adalah wakil perusahaan di manapun mereka berada, termasuk di media sosial. Perlu ada kebijakan komunikasi khusus untuk memastikan seluruh warga dapat menjadi aset dan meminimalisir resiko yang dapat muncul.
Karena itu, dalam mempersiapkan hal tersebut (perkembangan digital terutama sosial media), Fortune PR menyiapkan berbagai program untuk membantu perusahaan mengelola potensi dan meminimalisir resiko ini. Praktisi PR yang efektif akan mampu membangun strategi PR yang menjawab kebutuhan perusahaan. Untuk membangun kemampuan ini setiap praktisi perlu membangun kapabilitas perencanaan strategis dan pemahaman manajemen secara terpadu.
Untuk menjawab hal itu, Fortune PR banyak sekali membangun alat dan sistem untuk membantu klien menyiapkan strategi PR yang relevan, guna menjadi jawaban dari kebutuhan perusahaan secara strategis.