Bergabung di Departemen Hubungan Masyarakat (Humas) Petrokimia Gresik sejak 2011, karir Faisal Alfarokhi terus melesat. Berawal dari onthejobtraning selama setahun, per 2019, Faisal berhasil menempati posisi Kepala Bagian Protokol Public Relations Department of Petrokimia Gresik.
Sukses alumnus Universitas Diponegoro Jurusan Ilmu Komunikasi ini tak lepas dari semangatnya dalam meng-up grade ilmu komunikasinya. Ia tercatat berhasil memperoleh sertifikasi Humas Ahli dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Associate Member of Indonesia Public Relations (AMIPR) dari Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas).
Menghadapi perubahan lansekap industri saat ini, pria kelahiran Kudus, 31 tahun lalu itu menawarkan strategi 3P untuk mengghadapi tantangan PR di era industri 4.0. Menurutnya, ada tiga hal utama yang perlu dipersiapkan Divisi PR agar lebih agile dalam menghadapi tantangan tersebut, yaitu People, Process, dan Platform.
People—dalam hal ini praktisi PR, harus memenuhi sejumlah kualifikasi di era Industri 4.0. Antara lain, kompetensi, profesional, multitasking, originalitas, etika, dan kemampuan bahasa. "Selanjutnya, praktisi PR juga harus memahami proses bisnis yang dihadapi perusahaan. Mulai dari memahami stakeholders, hingga membangun kolaborasi, kreativitas, personalcontent, dan menjadikan riset sebagai dasar menyusun strategi," ucapnya.
Hal terakhir yang diperlukan praktisi PR dalam menghadapi tantangan di era Industri 4.0 adalah memahami platform yang harus dimanfaatkan dalam menjalankan strategi komunikasi perusahaan. "Penentuan penggunaan platform tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik stakeholder atau target audience yang disasar sebuah program PR. Dengan demikian, pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran," tutup Faisal.
