Luke A. Nugraha, Tokoh Di Balik Rejuvinasi Marlboro

Berawal dari bisnis game center bersama seorang kawan, Luke A. Nugraha malah kepincut dunia marketing. Maka alumnus Teknik Industri Universitas Parahyangan itu pun memutuskan melanjutkan sekolah S2 jurusan Marketing di Prasetya Mulya Business School. "Saat saya membangun bisnis Octagon Multiplayer Game Center di Bandung, saya baru menyadari bahwa passion saya di marketing," kisah pria yang memiliki hobi fotografi itu.

Brand Manager Marlboro Indonesia, Luke A. Nugraha.

Perjalanan karir Luke sebagai profesional marketing dimulai di PT HM Sampoerna Tbk.--sebagai management trainee—pada 2005. Karirnya menanjak ketika dipercaya menangani proyek "A Mild Live Soundrenaline" bertajuk Free Your Voice pada 2008 di mana dia dipercaya menjadi Project Leader-nya. Perhelatan akbar A Mild itu menyedot 320 ribu audiens di lima kota dan berhasil menggondol penghargaan “The Best Integrated Event” pada event tahunan Majalah MIX MarComm “The Most Impactful Brand Activation”. Sebagai Associate Brand Manager A Mild, kala itu Luke juga berhasil mengawal perjalanan rejuvinasi A Mild melalui kampanye "Go Ahead".

Sukses itu mengantarkan ayah bayi Alden ini ke posisi Brand Manager Sampoerna A Flava—produk anyar Sampoerna—yang diluncurkan pada 2010. Di tangan Luke, A Flava menjadi produk yang diperbincangkan dan merebut 0,2% market share di tiga kota fokus peluncuran perdana A Flava. Perjalanan karir Luke berikutnya adalah sebagai Marketing Area Manager Karawang. Setahun menangani penjualan di wilayah itu, Luke berhasil menciptakan pertumbuhan pangsa pasar sebesar 6,3%.

Puncak karir pria kelahiran Bandung, 35 tahun silam itu, adalah ketika dia dipercaya untuk merejuvinasi merek rokok legendaris Phillip Moris, Marlboro. "Ini bukan tugas yang mudah. Sebab, brand equity Marlboro sudah tinggi. Tantangannya adalah bagaimana mempertahankan kinerja Marlboro dan membuatnya tetap relevan dengan market yang sekarang. Selain itu, saya juga harus mampu meyakinkan seluruh stakeholders—termasuk kalangan internal dan konsumen perokok dewasa—bahwa langkah rejuvinasi Marlboro ini memang diperlukan,” kata Luke.

Selama ini Marlboro juga identik dengan gaya koboy dan country. "Melalui kampanye Be Marlboro, kami ingin meng-encourage perokok dewasa untuk mampu membuat keputusan agar hidup mereka lebih maju,” katanya sambil menambahkan bahwa fokus kampanye tahun ini untuk membangun awareness. Tahun depan, katanya, mereka akan aktif menggelar aktivasi merek dan kampanye digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)