Mey Hasibuan Hadirkan Tiga Value pada Tas Daur Ulang Inang

Setelah misinya mempromosikan produk dan budaya Indonesia ke pasar mancanegara melalui "Gallery of Indonesia", tahun 2018 lalu Mey Hasibuan kembali berinisiatif menghadirkan produk tas daur ulang ke pasar lokal dan mancanegara. Untuk memproduksinya, sociopreneur tersebut menggandeng komunitas Lansia di bawah kordinasi Yayasan Lumintu dan komunitas dissabilitas Precious One.

Diferensiasi yang ditawarkan Inang adalah perpaduan antara produk daur ulang sampah plastik dengan kain tenun khas Indonesia. Melalui Inang, Mey juga ingin menawarkan tiga value kepada konsumen atau pelanggannya. Value pertama, dengan membeli tas daur ulang Inang, konsumen ikut menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik. Value kedua adalah ikut menggerakkan pemberdayaan lansia. Value terakhir, dengan membeli Inang, maka konsumen ikut menyediakan lapangan kerja bagi komunitas tuna rungu.

"Dalam menghadirkan Inang, saya memang berkolaborasi dengan Yayasan Lumintu dan Precious One. Saya menciptakan ide dan desain, Yayasan Lumintu memproduksi anyaman daur ulang dari samoah plastik, dan Precious One yang menjahit anyaman tersebut menjadi sebuah tas, sesuai dengan desain yang sudah saya buat," ceritanya.

Ditambahkan Mey yang telah mendirikan Gallery of Indonesia sejak 2010, pasar produk daur ulang memang sangat besar di luar negeri, seperti Amerika. Sebab, kesadaran masyarakat di sana sudah tinggi untuk membeli produk daur ulang, yang menawarkan nilai. "Di Indonesia, pasarnya masih perlu diedukasi, meskipun dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kesadaran konsumen menggunakan produk daur ulang sudah bertumbuh," paparnya.

Oleh karena itu, untuk mengedukasi pasar sekaligus memperkenalkan Inang, Mey menggelar seminar dan workshop bertajuk 'Menjadi Konsumen yang Peduli Lingkungan dan Sesama' pada hari ini (14/9), di Jakarta. "Tas-tas fashionable Inang yang berbahan plastik recycle sisa limbah industri ini dianyam oleh ibu-ibu lansia yang berusia tujuh puluh hingga delapan puluh tahun, yang tergabung dalam Yayasan Lumintu. Hasil anyaman tersebut kemudian dijahit oleh komunitas dissabilitas di bawah Yayasan Precious One," ia menjelaskan.

“Harapan saya, semakin banyak masyarakat yang tergugah untuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dan lebih peduli pada sesama. Produk ini (Inang) sudah tersedia di kanal online www.handmadenesia.com," tutur Mey.

Menyasar kelas menengah dan korporat, diakui Mey, Inang sudah mendapat sambutan positif di pasar. "Bahkan, Bank Mandiri sudah menjadi klien kami dengan memesan Inang sebagai gift untuk kustomernya," papar Mei, yang meyebutkan bahwa ke depan ia berencana untuk menghadirkan Inang di retail store dan eCommerce yang ada di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)