MIX.co.id - Berawal dari pertemuannya dengan seorang ibu rumah tangga yang sukses meraih cuan trading forex dengan bantuan robot trading, Reza Paten, akhirnya memutuskan menjadi trader. Sejak Februari 2019, pengusaha muda itu tertarik belajar dunia investasi dan sukses menjadi trader.
Selain menjadi trader, dia juga menjual aplikasi software otomatisasi trading milik perusahaan rekanannya. Aplikasi tersebut difokuskan pada trading dolar Amerika Serikat dan Euro, lantaran dua mata uang itu volumenya besar dengan likuditas tinggi.
Agresivitas Reza memasarkan robot trading membuahkan hasil. Hal itu ditandai dengan terjualnya apikasi tersebut sudah sampai ke Eropa, Kamboja, hingga Malaysia. Saat ini, aplikasi robot trading yang dijualnya sudah tersebar ke 60.000 pengguna di seluruh dunia. "Mayoritas banyak di Indonesia, satu aplikasi dijual seharga Rp 1,5 juta," ucapnya.
Lebih jauh ia menegaskan, software robot trading hanya alat bantu, karena untuk belajar fundamental dan mekanikal (teknikal) perlu waktu. Namun, yang perlu dipahami, trading tidak selalu untung. Artinya, harus siap dengan lost.
Reza menegaskan, robot trading merupakan sebuah tools yang membantu trader meraih profit. Dengan pola algoritma dan artificial intelegence (AI), aplikasi ini bisa menganalisis tren harga forex atau komoditas, termasuk aset kripto. Dia mengingatkan, robot trading membantu analisis, bukan berarti semuanya akurat.
Untuk itu, ia berbagi kiat sukses menjadi seorang trader. Pertama adalah bermental dewasa dan mampu mengontrol emosi, antara lain jangan serakah dan kalau cuan jangan terpancing emosi untuk beli lagi. Kedua, mempelajari ilmunya baik secara fundamental maupun teknikal. "Jangan tebak-tebakan, kuasai ilmu trading," ia mengingatkan. Ketiga adalah sering berbagi. Pasalnya, dalam setiap rejeki, ada hak orang lain. "Intinya kita bersedekah," ujar pria lajang kelahiran Surabaya 26 Juli 1985 ini.
Reza juga memiliki komunitas trading forex dan aset kripto bernama Podosugi. Melalui komunitas ini, ia kerap melakukan edukasi pada masyarakat, khususnya milenial yang baru belajar trading. "Kita buat kelas zoom atau mini workshop, bagaimana memahami ilmunya," tutupnya.