Risa Bhinekawati, Kandidat Doktor "CSR" Pertama dari Australian National University

Dunia Risa Bhinekawati memang tak pernah lepas dari masyarakat dan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Tak heran, jika karirnya pun selalu berurusan dengan keduanya. Di Bank Danamon misalnya, Risa yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli sukses menggelar program "Danamon Go Green" yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat di 31 kabupaten di Tanah Air. Program konversi sampah pasar menjadi pupuk organik itu akhirnya menyabet penghargaan di ajang BBC World Challenge 2009.

Risa Bhinekawati, Kandidat Doktor "CSR" Pertama dari Indonesia.

Sebelumnya, perempuan kelahiran Pontianak itu juga pernah berkarir sebagai Direktur Eksekutif Masyarakat Telekomunikasi Indonesia, Manager Kemitraan bagi Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan (UNDP), Kepala Divisi Corporate Affairs Unilever Indonesia, dan Kepala Direktoral SDM dan Pengembangan Organisasi Ericsson Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, di kancah mancanegara Risa juga pernah memegang posisi Koordinator Perencanaaan Strategis di Academy for Educational Development, Washington-Amerika.

Komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat dan program CSR, membuat Risa untuk melakukan riset tentang "Sejauh Mana Perusahaan Dapat Mengembangkan Usaha Kecil Menengah". Riset tersebut menjumpai bahwa perusahaan di Indonesia dapat mencapai kesinambungan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam jangka panjang dengan melakukan praktik usaha secara bertanggung jawab.

"Riset ini menggunakan metode studi kasus eksploratif dan kualitatif, guna mengungkpkan mengapa dan bagaimana konsep CSR, modal sosial, dan kesinambungan perusahaan terjadi dalam jangka panjang, 15-40 tahun. Pengalaman Astra International menjadi studi kasus tunggal yang dipilih, karena keistimewaan praktik yang telah dijalankan Astra," jelas Risa, di sela-sela pemaparan hasil risetnya di Jakarta (4/3).

Kandidat doktor pertama dari Indonesia yang mendalami bidang CSR di Australian National University itu berharap bahwa hasil risetnya itu dapat memberikan berbagai input penting untuk menciptakan kemitraan strategis antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat, guna menciptakan Indonesia yang lebih baik. Sejatinya, model CSR yang dihasilkan dari riset tersebut dapat dipergunakan oleh para pemilik maupun manager perusahaan untuk mencapai keberhasilan usaha mereka secara berkesinambungan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.

"Saya memiliki prinsip bahwa berlian itu harus ditaruh di dalam otak dan di dalam hati. Sehingga, citra kita tetap bersinar ke manapun kita pergi. Itu yang selalu saya ajarkan juga kepada anak saya, Rifqi Adhyasa. Oleh karena itu, perusahaan juga harus memiliki prinsip tersebut jika ingin citranya terus bersinar. Salah satunya, perusahaan harus dapat berkontribusi kepada masyarakat, melalui tanggung jawab sosial perusahaan," terang perempuan yang memiliki blogbhinekawati.wordpress.com dan websitewww.risa-bhinekawati.com.

Sederet penghargaan bergengsi juga sukses diraih Risa. Di antaranya, Penerus Kartini Pilihan Gatra (2010), Indonesia-Australia Merdeka Fellowship (1999), Merriman Fellowship-George Washington University (2005), Australian Leadership Award (2010), dan Allison Sudrajat Award (2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)