"Kopi tubruk harus diseduh dengan air mendidih untuk memaksimalkan rasanya. Jika tidak, ampas kopi akan mengambang dipermukaan. Inilah perbedaannya (dengan kopi instan biasa)."
Percayakah Anda, penjelasan mengenai ritual consumtion kopi tubruk itu diberikan oleh lulusan Teknik Material di Massachusetts Institut of Technology (MIT). Sebelumnya ia juga sempat menyelesaikan pendidikannya di Mechanical Engineering di Universitas Berkeley, California.
Yusuf Sumartha, Direktur Utama JJ Royal Coffee.
Ya, dia adalah Yusuf Sumartha, Direktur Utama JJ Royal Coffee yang pekan lalu meluncurkan produk baru JJ Royal Kopi Tubruk Specialty Grade 1. Pada posisinya sekarang, ia harus mampu meyakinkan konsumen Indonesia bahwa harga Rp2.500,- adalah nilai yang pantas untuk satu sachet kopi tubruk JJ Royal karena kualitas produknya.
“Terus terang, harga yang kita patok jauh lebih mahal dibandingkan dengan kopi sachet produk lainnya. Namun penikmat kopi dapat merasakan kemurnian 100% kopi kualitas dan keunggulan terbaik yang selama ini dikenal lama di penjuru dunia,” ujarnya panjang lebar.
Kendati dikemas dalam bentuk sachet, JJ Royal Kopi Tubruk Specialty jelas ditujukan untuk segmen menengah. Perbandinganya adalah harga kopi instan yang rata-rata dijual pada kisaran Rp1.000 sachet. Pengemasan dalam bentuk sachet sekaligus menjelaskan bahwa JJ Royal mulai tergerak untuk masuk ke pasar ritel yang lebih gemuk.
“Segmen menengah belum memiliki kopi yang sesuai dengan selera, dan terutama harganya. Kopi tubruk merupakan solusi yang tepat,” tambah professional yang juga pernah berkarir di Mc Kinsey & Company ini.
Selama ini, anak usaha Sugar Group Company tersebut lebih dikenal sebagai pemain bisnis kopi premium bagi segmen atas . Mereka memproduksi 40 varian kopi specialty khas beberapa daerah. Sebutlah nama-nama semacam Toraja Blend, KIntamani Arabica Coffee, Java Monk Robusta Coffee, Great Sumatra, 100% Pure Luwak Coffee, Flores Coffee dan belasan nama kopi eksotis lainnya yang dikenal di seluruh penjuru dunia.
Terkait kinerja penjualan perusahaan kopi ternama ini, Yusuf enggan mengungkap secara lengkap kecuali menyebut angka di atas 50% untuk pertumbuhan penjualan. Angka pertumbuhan yang cukup tinggi itu diakuinya, lantaran pemain kopi premium di Indonesia masih minim. Hingga kini, klaimnya, JJ Multi Utama menguasai 60% pasar kopi premium di Indonesia.