Ini Dia Tim Perintis Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

Ia mengaku, salah satu tantangan tim Bekraf adalah adaptasi antara latar belakang kreatif dan pemerintahan. Sinergi keduanya terus menerus menjadi tantangan Bekraf. “Apalagi lembaga ini  baru eksis dua tahun dan secara operasional baru setahun, maka otomatis menjadi tantangan manajemen di Bekraf setiap harinya. Kami dituntut untuk memperbaiki diri dan menetapkan mekanisme yang lebih sistematis. Saat ini, tim Bekraf ada 400 orang, yang terdiri dari Pejabat Struktural 90 orang, dalam hal ini kepala, wakil kepala, eselon 1 hingga 4. Di luar itu, pegawai honorer dan kebanyakan fresh graduate dan masih muda,” ungkapnya.

Di tengah konsolidasi dan adaptasi personal tim, sejumlah strategi tetap harus dirancang dan dieksekusi. Objektif utama dari semua program Bekraf adalah mengakselerasi nilai ekonomi dari sektor industri kreatif—yang terdiri dari 16 subsektor—agar memiliki added value melalui fungsi enam kedeputian. Adapun 16 sub-sektor ekonomi kreatif tersebut, kata Ricky, adalah aplikasi dan pengembangan permainan; arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; penerbitan; periklanan; seni pertunjukan; seni rupa; serta televisi dan radio.

Salah satu program yang sudah dan masih dijalankan tim Bekraf adalah Pendaftaran HAKI Gratis, terutama untuk segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), termasuk melakukan edukasi, konsultasi, dan menghadirkan mobile Apps tentang HAKI. Targetnya, Bekraf membuat 1.000 HAKI per tahun. Selain itu, Bekraf juga melakukan program pendukungan untuk segmen startup. “Startup adalah model bisnis yang berbeda, layaknya financial investment dimana ada investor yang mau tanam dananya di sana. Makanya, Bekraf menjadikan mereka sebagai duta investasi ke luar negeri,” lanjut Ricky.

Program lainnya, Bekraf menghadirkan karya-karya kreatif Indonesia di lanskap dunia, yakni lewat keikutsertaan di festival berskala dunia, antara lain “South by Southwest” di Austin. Festival tersebut merupakan benchmark dunia untuk produk-produk kreatif. Sebut saja, Twitter, Airbnb, dan Foursquare yang lahir dari sana.

“Tuntutan kerja memang gila-gilaan. Tak sedikit personil tim yang jarang pulang. Oleh karena itu, ada sejumlah PNS sedang menyesuaikan diri. Namun, ada banyak juga PNS yang sudah biasa dengan kerja seperti ini. Menyatukan 90 orang dari berbagai kementrian menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, komunikasi menjadi kuncinya, kendati selalu ada trial and error-nya. Mudah-mudahan Bekraf dapat menjadi legacy sebagai model birokrasi profesional yang baru dengan cara kerja yang lebih modern,” tutup Ricky Pesik.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)