Di tengah menjamurnya kedai kopi lokal dan agresivitas kedai kopi berjaringan, Kopi Kenangan mencuri perhatian penikmat kopi di Tanah Air. Bahkan, Kopi Kenangan sukses menaklukkan dua investor kakap, Alpha JWC dan Sequoia Capital, hingga mereka bersedia menanamkan investasi masing-masing US$8juta dan US$20 juta.
Belum genap dua tahun hadir di Indonesia, kedai kopi lokal Kopi Kenangan telah mendapatkan kepercayaan dari dua investor global. Pada tahap pertama, Oktober 2018, Kopi Kenangan berhasil memperoleh pendanaan dari Alpha JWC sebesar US$8juta. Dan paling anyar, pada akhir Juni 2019, Kopi Kenangan kembali mengantongi dana segar dari Sequoia Capital sebesar US$20 juta.
Menaklukkan para pemodal berskala global tentu saja bukan perkara mudah. Mengingat, jumlah startup di Indonesia serta dunia tidaklah sedikit. Oleh karena itu, menjadi catatan prestasi yang membanggakan bagi Kopi Kenangan ketika sukses mendapat kucuran dana dari Sequoia Capital—yang juga investor Whatsapp, Instagram, Gojek, dan Tokopedia.
Sukses Kopi Kenangan tak lepas dari dua anak muda pendirinya, yaitu Edward Tirtanata, CEO sekaligus Co-Founder; dan James Prananto sebagai COO dan Co-Founder. Keduanya pun berbagi peran. Jika Edward menangani keuangan dan operation, maka James bertanggung jawab untuk marketing dan aplikasi.
Bagi Edward, kelahiran Bandung, 12 Desember 1988, berbisnis di bidang beverage bukanlah hal baru. Sebelumnya, ia dikenal sebagai pemilik kedai teh premium lokal, Lewis & Carrol Tea, yang eksis di berbagai pusat perbelanjaan ternama. Pada September 2017, Edward bersama James memutuskan memulai bisnis kopinya di Indonesia.
Menurut Edward, pada awalnya, Kopi Kenangan hanya memiliki delapan gerai dengan menggunakan internalcashflow dan modal sendiri. "Selanjutnya, kami berhasil mendapatkan pendanaan dari Alpha JWC sebesar US$8juta. Dengan pendanaan tersebut, kami melakukan ekspansi dengan membuka 80 toko Kopi Kenangan hingga Juni 2019," paparnya.
Sebagai brand lokal, kata Edward, Kopi Kenangan memiliki visi untuk menuju pasar global. Dalam hal ini, dengan menggunakan USP (Unique Selling Proposition) bahan baku kopi dan gula aren dari Indonesia. "Kopi susu adalah trend yang sangat unik dari Indonesia. Untuk itu, melalui Kopi Kenangan, kami berharap bisa mengenalkan produk Indonesia melalui kopi susu dengan gula aren," urai Edward.
Selain sukses menaklukkan investor, Kopi Kenangan juga berhasil menarik hati konsumen muda Indonesia. Terbukti, Kopi Kenangan menjadi salah satu produk kopi siap saji kekinian yang popular di masyarakat. "Kami berhasil menjual hampir sejuta cup per bulan. Penjualan cup yang sangat tinggi inilah yang pada akhirnya berhasil menarik Sequoia Capital untuk invest $20juta di Kopi Kenangan," ujar Edward.
Kendati sudah memiliki kinerja positif, tim Kopi Kenangan masih mematok target sekaligus goal optimistik. "Goal kami pada tahun 2021 bisa mencapai 1.000 gerai Kopi Kenangan. Kami juga berencana untuk membuka toko sebanyak mungkin di kota-kota besar maupun kecil, karena marketnya sangat luas," patok Edward.
Sebagai pendatang baru di bisnis kedai kopi, diakui Edward, tim Kopi Kenangan sejatinya tidak terlalu agresif melakukan aktivitas marketing. Lantas, bagaimana tim Kopi Kenangan mampu menaklukkan pata investor maupun konsumen? "Kami mencoba untuk membangun awareness dengan memberikan produk dan layanan yang terbaik kepada customer—dari sisi rasa sampai dengan pelayanan. Artinya, calon investor tidak perlu diyakinkan, yang penting kami fokus saja pada growth and sustainability. Dengan demikian, investor pun akan datang dengan sendirinya," jawab Edward.
Meski terlihat mulus membesarkan bisnis Kopi Kenangan, bukan berarti tim tidak menjumpai kendala. Menurut Edward, kendala terbesar di lapangan adalah pada upaya mempertahankan konsistensi rasa dan kualitas. Sebab, seiring dengan semakin banyaknya outlet, maka semakin sulit untuk menjaga rasa. "Inovasi terbesar kami adalah O2O (Online to Offline) di mana customer bisa pre-order kopi Kenangan melalui aplikasi, sehingga customer tidak perlu antre lagi untuk membeli Kopi Kenangan," ucapnya.
Diyakini Edward, sukses Kopi Kenangan berkat teamworkmake the dream work. Oleh karena itu, atmosfer kerja yang dibangun di dalam tim adalah Driven. "Kami mau semua anggota tim Kopi Kenangan bekerja keras bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk pengembangan diri dan juga untuk membanggakan negara," ia menegaskan.
Sebagai sebuah tim, diakui Edward, perbedaan pendapat sudah pasti ada. Termasuk, perbedaan pendapat ketika rapat rutin yang berlangsung seminggu sekali. "Jika terjadi beda pendapat, kami selalu mencari jalan tengah yang win-win untuk semua pihak. Bahkan, apabila ada masalah atau ide, kami bisa bertemu atau bertelepon setiap saaat," ujar Edward yang menyebutkan bahwa tim Kopi Kenangan memilih makan-makan bersama di restoran enak sebulan sekali sebagai kegiatan hangout favorit. *