Untuk menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor unggulan pariwisata, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gencar menjual potensi wisata alam, kuliner, budaya, dan sejarah, Ibukota kepada wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara (wisnus).
Setelah memperkuat tagline Enjoy Jakarta di bawah brand induk Wonderful Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar berbagai aktivasi sebagai tactical marketing, antara lain Jakarta Museum on Social Media Competition, Festival Pulau Tidung, mengikuti pameran Internationale Tourismus Borse 2017 diJerman, dan yang paling anyar adalah mempersiapkan berbagai aktivitas untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018.
Melalui berbagai aktivasi Enjoy Jakarta padapenyelenggaraan Asian Games ini, Pemrov DKI berharap dapat mendongkrak jumlah Wisman ke ibukota sehingga target 3 juta wisman pada tahun ini tercapai. Untuk diketahui, pada tahun lalu (2017), Jakarta berhasil mencatatkan jumlah pengunjung terbanyaknya sejak 2008, yakni mencapai 2,65 juta wisatawan mancanegara, atau meningkat 5,81% dibandingkan jumlah wisman pada tahun sebelumnya.
Event apa yang telah disiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemrov DKI Jakarta untuk mengaktivasi Enjoy Jakarta? Berikut petikan wawancara MIX MarComm dengan Hari Wibowo, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Disparbud DKI Jakarta. (W. Setiawan)
Apa konsep dan obyektif destinationbranding Jakarta?
Konsep destination branding yang digunakan adalah Enjoy Jakarta, dimana logo Enjoy Jakarta terbaru saat ini tidak terlepas dari konsep Ibunya, yaitu Wonderful Indonesia. Oleh karena itu, sebagai brand, logo Enjoy Jakarta selalu berdampingan dengan logo Wonderful Indonesia. Sedangkan obyektifnya adalah semua orang dari berbagai kalangan, usia, dan kesukaan dapat menikmati Jakarta dengan cara mereka masing-masing, tanpa harus memiliki syarat tertentu seperti biaya, sarana prasarana, termasuk aksesibilitas yang mumpuni.
Namun Jakarta sebagai tujuan (destinasi) wisata tidak cukup hanya dengan konsep, yang lebih penting adalah merealisasikan program attraction—selain accommodation dan accessibility—melalui berbagai kegiatan dan event. Hal ini sejalan dengan roadmap pariwisata Indonesia, yakni tahap kampanye brandingWonderful Indonesia ke mancanegara (2014-2015), berlanjut pada upaya meng-endorsebranding daerah (2016-2017), dan akhirnya ke tahap selling yang merupakan eksekusi dari tahapan sebelumnya untuk mendorong kunjungan wisman maupun wisnus ke daerah tersebut.
Jadi di tataran tacticalmarketing atau selling, apa saja aktivasi yang dilakukan?
Saat ini fokus pada Asian Games 2018 dimana Jakarta menjadi tempat penyelenggaraan event olahraga tingkat regional ini—bersama dengan Palembang. Pergelaran Asian Games akan menjadi daya pikat wisatawan mancanegara (wisman) untuk datang ke Jakarta. Sekitar tiga juta wisman diperkirakan akan datang ke Ibukota Jakarta. Ini peluang untuk menarik market wisman.
Selama berlangsung Asian Games, kami memberikan paket wisata gratis kepada para wisman seperti Wisata Sejarah ke Kota Tua, Paket Wisata Budaya ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan di Jakarta Selatan dan Paket Wisata Bahari ke Kepulauan Seribu. Juga disiapkan pelaku seni seperti pertunjukkan Gambang Kromong, tarian tradisional untuk menghibur tamu mancanegara. Pertunjukan ini akan diselenggarakan di Wisma Atlet dan di beberapa hotel lainnya. Ada juga merchandise, suvenir yang akan disiapkan untuk atlet yang bernuansa Betawi. Hiburan juga bernuansa Betawi dari sanggar yang ada di Jakarta.
Di luar program Asian Games, apakahadaaktivasi lain?
Belum lama ini digelar Jakarta Museum on Social Media Competition untuk menggiatkan wisata museum, kemudian menggelar Festival Pulau Tidung untuk mempromosikan keindahan Kepulauan Seribu, serta membuat gerakan kegiatan Tari Massal Ondel-Ondel yang telah dilakukan tahun lalu. Kepulauan Seribu dan Wisata Sejarah seperti Kota Tua saat in menjadi perhatian khusus. Untuk aktivasi untuk Wisata Kota Tua, selain menyelenggarakan Museum on Social Media Competition, juga ada kompetisi promosi museum. Selain itu, Jakarta memiliki kekayaan kuliner dan akan dikembangkan sebagai “Halal Destination” dalam program wisata kuliner.
Di bawah kepemimpinan Ibu Tinia Budiati selaku Kadisparbud DKI Jakarta sekarang, event-event lebih dihidupkan kembali, baik yang bersifat budgeting maupun yang non-budgeting. Contoh event budgeting adalah yang telah masuk program Disparbud maupun non-budgeting seperti program Tari Massal.
Untuk menjemput bola, apakah juga diselenggarakan event di mancanegara?
Upaya mengenalkan pariwisata Jakarta memang tidak hanya dilakukan di dalam negeri, melainkan juga di mancanegara, salah satunya di pameran pariwisata terbesar dunia Internationale Tourismus Borse yang berlangsung pada 2017 lalu di Berlin, Jerman. Pada pameran itu, kami menghadirkan seni tradisional Betawi. Sebelumnya kami juga pernah ke China untuk promosikan Enjoy Jakarta.
Bagaimana dengan platform digital? Apakah dimanfaatkan pula untuk aktivasi?
Edukasi dan komunikasi program atau event dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan jaman yaitu penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Website, YouTube yang dikelola langsung oleh Disparbud DKI Jakarta, sehingga segala sesuatunya juga mudah dilihat dan diukur efektivitasnya.
Selain itu, setiap kali mengadakan event, kami juga gencar mengajak peserta kegiatan untuk berperan serta aktif untuk menjadi perpanjangan tangan Disparbud dengan selalu memasukkan kegiatan kami pada media sosial masyarakat dan senantiasa mengaktifkan hashtag Enjoy Jakarta.
Sejauh ini bagaimana kinerja sektor pariwisata Jakarta? Seberapa besar program-program tersebut berhasil mendongkrak PAD?
Pencapaian yang diraih selalu mengalami peningkatan. Sepanjang 2017, Jakarta mencatatkan jumlah pengunjung terbanyak sejak 2008, yakni mencapai 2,65 juta wisman, meningkat 5,81%. Jumlah wisman asal Tiongkok tertinggi, yakni sebanyak 346.755 wisman, diikuti wisman Malaysia 301.314 dan wisman Jepang 219.589. Sedangkan jumlah wisnus total mencapai 35,46 juta orang. Sektor pariwisata berkontribusi terhadap PAD DKI Jakarta sebesar Rp 25,33 miliar. Dengan dilangsungkannya Asian Games, Jakarta menargetkan 3 juta wisman tahun ini.