Batam Relaunch Hot Deals untuk Gaet Wisman

Iming-iming diskon ternyata mampu mendorong minat wisatawan melakukan travelling. Ini yang dilakukan Pemkot Batam dengan meluncurkan kembali program Hot Deals untuk menggaet wisatawan Singapura dan Malaysia. Seperti apa programnya?

Ditulis Oleh: W. Setiawan

Pada awal bulan depan, tepatnya 2-4 November 2018, akan diselenggarakan event “Batam International Fashion & Food (BIFF)” yang digelar di Port of Batam. Sekitar 60 boothfashion dan kuliner khas Nusantara akan tampil di event ini. Event ini diklaim akan menjadi festival kuliner terbesar yang menyuguhkan kuliner khas daerah, seperti kerak telor (Jakarta), empal gentong (Cirebon), seblak dan serabi (Bandung), dan ragam kuliner khas lainnya.

Event terselenggara atas kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri), dan pihak swasta PT Encpro dengan didukung Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan (Kemenpar). Targetnya adalah wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya wisatawan asal Malaysia dan Singapura. Ketua panitia penyelenggara Christine Basinga berharap BIFF akan mampu merangsang pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor pariwisata Batam.

Selain BIFF yang tahun ini menginjak penyelenggaraan ke-4 kalinya, sejumlah event berskala nasional dan internasional juga diselenggarakan di Batam untuk menggaet wisatawan, diantaranya, event “Batam Jazz dan Fashion Festival” (Bajafash) bertema “Keberagaman di Asia Tenggara Melalui Jazz dan Fashion” yang digelar di Batam View Beach Resort pada 16-17 Maret 2018 lalu. Kemudian, event sport tourism “Kepri Night Run 2018” bertempat di Ocarina Batam, 22 September lalu.

Sementara pada Desember, Batam menggelar “Batam Fiesta 2018”, yakni ajang pameran industri, perdagangan, pariwisata dan investasi dengan menampilkan berbagai produk kerajinan, kuliner, obyek wisata dan konservasi alam, pertanian, perbankan, serta peluang investasi dan perizinan daerah. Pameran diselenggarakan di Mega Mall Batam selama 6-9 Desember 2018.

Konten event yang menyasar sektor industri dan investasi ini tentunya sesuai dengan positioning Batam sebagai “Kota Sejuta Ruko” sebab hampir di setiap sudut kota dijumpai deretan rumah-rumah toko (ruko) untuk tempat berdagang. Di samping itu, Batam juga dikenal sebagai kota industri karena banyak dijumpai kawasan industri (industrial park) seperti Batamindo (kawasan industri manufaktur), industri galangan kapal (shipyard), fabrikasi, serta beberapa industri berat lainnya seperti industri pipa.

Selain aktivitas industri, Batam juga menawarkan keindahan panorama pantainya yang cocok untuk kegiatan menyelam dan memancing. Perjalanan singkat dengan menggunakan moda kapal ferry dari Singapura dan Malaysia, menjadikan Batam sebagai primadona destinasi wisata bagi wisatawan dari negeri jiran tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar, posisi geografi Batam yang strategis membuat Batam menjadi penyumbang terbesar kehadiran wisman—setelah Bali dan Jakarta. Kontribusi wisman melalui pintu masuk utama (great) Batam/Kepri mencapai 20%, sedangkan great Bali 40%, dan great Jakarta 30% terhadap jumlah wisman yang tahun ini ditargetkan mencapai sebesar 17 juta wisman. Dari target tersebut, Batam (termasuk Kepri) diharapkan dapat menggaet 3,5 juta wisman.

Berbagai strategi tak pelak dilakukan untuk meraih target itu. Diantaranya dengan mencanangkan program “Hot Deals Kepri 2018” bertema “Hot Deals 365 Everyday is Hot Deals Offers in Batam and Beyond” yang diluncurkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Wali Kota Batam Muhammad Rudi pada April lalu.

Program ini sebagai langkah strategis dengan cara menjual 500 ribu paket wisata di wilayah perbatasan (cross border) Kepri. Paket Hot Deals diterapkan dengan konsep sharing economy, yaitu menjual barang atau jasa yang kurang laku (excess capacity) dengan memberikan diskon besar sehingga mendorong wisman berkunjung. Analoginya, wisman yang awalnya tidak ada rencana melakukan travelling, namun dengan adanya diskon besar, diharapkan dapat mendorong wisman melakukan perjalanan ke Batam.

Strategi ini telah diterapkan di Kepri pada tahun lalu dengan melibatkan komponen pelaku usaha yang bergerak di unsur 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas), yaitu penyelenggara transportasi (pengusaha kapal ferry), akomodasi (hotel dan restoran), dan atraksi (spa, golf, dan atraksi lainnya). Hasilnya ternyata mencapai target dan sukses menjual 105 ribu paket Hot Deals. Kunci sukses dari strategi ini adalah diskon besar, yakni tiket ferry dari Singapura, Malaysia, dan kota lain menuju Batam didiskon 60%, pengunjung atraksi didiskon hingga 50%, dan akomodasi hotel diberikan diskon 8%.

Paket Hot Deals bertujuan untuk mengisi kursi kapal ferry yang banyak kosong (idle capacity) pada hari kerja (weekdays). Oleh karena itu, dalam menjalankan programnya, pihaknya bekerja sama dengan operator kapal penyeberangan dari Batam-Bintan-Tanjungpinang ke Singapura dan Malaysia. Selain banyaknya kursi kosong di kapal ferry, pada hari kerja tingkat hunian hotel juga biasanya rendah. Sementara biaya operasional hotel tetap sama meski kunjungan banyak atau sedikit, sehingga hotel juga dilibatkan pada program ini.

Misalnya, harga tiket ferry rute Singapura–Batam PP (pulang-pergi) dengan hanya 20 dolar Singapura, sudah termasuk terminal fee akan lebih murah dibandingkan harga nomal yang berkisar 48 dolar Singapura. Harga promosi ini berlaku untuk perjalanan dengan menggunakan Batam Fast ke semua pelabuhan yang ada di Batam yaitu Batam Center, Sekupang, dan Nongsa Pura.

Selain dari Terminal Ferry Harbour Front, wisatawan juga bisa berangkat melalui Terminal Ferry Tanah Merah (Singapura) ke Batam PP dengan harga tiket yang juga serba diskon. Untuk mendapatkan harga spesial tersebut calon wisatawan dapat memilih salah satu dari 250 paket tour yang diselenggarakan oleh 58 industri pariwisata antara lain meliputi hotel, spa, golf, dan paket lainnya.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Pebrialin, hasil dari pelaksanaan Hot Deals Kepri saat ini mulai dirasakan oleh Batam yang dibuktikan oleh kenaikan jumlah wisman pada semester pertama tahun ini. Pada Januari-Juni 2018 jumlah kunjungan wisman ke Batam sebanyak 1 juta atau naik 19,82% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara kunjungan wisman ke Kepri pada 2017 juga naik 8,04% karena ditopang oleh wisman Singapura yang datang ke Kepri sebanyak 1,1 juta wisatawan. Sebagai cross border, wisman yang datang ke Batam sebagian besar menggunakan moda transportasi ferry.

Soal keindahan alamnya, menurut Pebrian, Batam tidak kalah dengan tempat lain di Tanah Air. Sejumlah lokasi yang menjadi sasaran destinasi seperti Pulau Abang, Palm Spring, Pulau Mubut, Pulau Benan, Pulau Petong, Pantai Tangga 1000 (Taman Habibie), hingga jembatan Barelang yang menjadi ikon Batam. Strategi edukasinya dilakukan bersama dengan program Kemenpar “Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals.” Selain itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam juga menggandeng Generasi Pariwisata Indonesia (Gen PI) untuk mempromosikan keelokan Batam melalui Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram.

Diakui Febrian, pihaknya memberi ruang seluas-luasnya bagi GenPI maupun warga netizen untuk mengekplorasi Batam sebagai destinasi wisata primadona melalui platform digital dan media sosial. Melalui edukasi via digital oleh GenPI, wisman semakin aware dengan Batam karena mereka umumnya mendapat informasi melalui digital. “Ke depan, GenPI akan makin kami dorong agar Batam semakin dikenal sehingga makin banyak wistawan yang datang,” tandasnya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *