Perusahaan Anda memiliki banyak cerita untuk diceritakan dan cerita itu perlu bisa enjadi alat untuk ,enjalin engagement atau hubungan akrab dengan pelanggan. Berbicaralah dengan pelanggan yang sudah ada. Berbicaralah kepada pelanggan baru. Gunakan konten untuk dikonversikan. Gunakan konten untuk terlibat.
Konten hebat digabungkan dengan keterlibatan pemirsa yang hebat, sama-sama menghasilkan kesuksesan yang besar. Bisnis menjadi lebih cerdas dengan mengubah gaya dan nada konten mereka. Situs web perusahaan terhindar dari anggapan seperti kuburan pers rilis dan menjadi lebih banyak konten yang bisa melead pembacanyanya, termasuk wartawan. Kita mulai melihat cerita nyata yang diceritakan.
Menurut penulis buku Content Marketing: Think Like a Publisher—How to Use Content to Market Online and in Social Media, Rebecca Lieb, content marketing bukanlah hal baru. Sejak bertahun-tahun lalu perusahaan telah menciptakan dan mendistribusikan konten untuk menarik bisnis baru dan mempertahankan pelanggan yang ada.
Inilah yang membedakan antara content marketing dan bentuk-bentuk pemasaran dan iklan tradisional. Disini perusahaan atau merek tidak menggunakan konten untuk menjual. Isi pesan yang biasa dimunculkan dalam bungkus permen tadi misalnya, lebih banyak mengandung informasi yang saat itu relevan dengan kebutuhan konsumen bersifat menidik sehingga bermanfaat, menarik, dan kadang-kadang menghibur.
Kenapa harus content marketing? Siapa pun yang pernah bekerja di media penerbitan atau siaran mendengar mantra iklan yang akrab. Dalam media, konten adalah umpan yang ditangkap bola mata, didengar telinga, mendapatkan perhatian, dan menciptakan keterlibatan. Itu bagian dari kontrak waktu yang kini sangat diperhitungkan konsumen. “Kami memberikan konten, Anda memberikan perhatian,” begituah harapannya.
Content marketing – kata Lieb -- berarti mengembangkan konten di seluruh bisnis Anda, termasuk produk barang dan layanan Anda. Tapi konten tidak seharusnya berada di luar aarea yang harus dihindari. Konten harus berorintesi eksternal, yakni ditujukan untuk pelanggan, calon pelanggan, pembeli, pendukung merek, blogger, media, orang yang terlibat dalam jejaring sosial, dan orang-orang yang berpotensi sebagai karyawan -- jika Anda merekrutnya (halaman 15).
Seperti diketahui, model pemasaran melalui media tradisional adalah interruptive. Ia tidak membangun dialog sementara public sekarang ingin dialog. Model interupsi ini mungkin masih berlaku, dan perusahaan atau pengelola mereka akan terus melakukannya.
Tapi hari ini, media tradisional mengalami penurunan pamor. Koran, televisi, radio, dan majalah menghadapi persoalan pembaca yang jumlahnya terus berkurang. Disinilah peran content marketing makin penting.
Content is king
Saat ini, content marketing telah dilakukan oleh perusahaan besar dan kecil. Apalagi saat ini tersedia berbagai macam media, termasuk media sosial yang memungkinkan mereka membuat sendiri menjadi penerbit melalui situs web, blog, YouTube, Twitter, Facebook, dan sejumlah media online lainnya.
Akan tetapi, menciptakan, menyebarluaskan, mengevaluasi konten, tidak akan terjadi begitu saja tanpa suatu strategi. Sebuah perencanaan content marketing yang baik mengandung sejumlah unsur yang berbeda termasuk tema, audience, kanal, tone, dan sebagainya (lihat gambar).
Meskipun content marketing mungkin lebih murah dan lebih...