EVALUASI HUBUNGAN MASYARAKAT - MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM ERA MEDIA DIGITAL

Ketiga, meskipun alat analisis media tampaknya menjanjikan, tetapi terlalu bergantung pada teknologi bisa menjadi bumerang. Menggunakan alat ini tanpa pemahaman mendalam tentang konteks dan nuansa komunikasi bisa menghasilkan kesimpulan yang keliru.

Selain itu, adanya biaya yang dikeluarkan untuk alat ini mungkin tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh, terutama bagi organisasi nirlaba dengan anggaran terbatas.

Sebagai contoh, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada konservasi lingkungan memutuskan untuk menggunakan alat analisis media berbayar guna mengukur efektivitas kampanyenya. Alat tersebut secara otomatis mengumpulkan data tentang seberapa sering organisasi tersebut disebutkan di berbagai platform media dan menyediakan laporan tentang sentimen publik terhadap organisasi.

Pada bulan pertama, alat tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah penyebutan organisasi di media. Namun, saat tim PR menyelidiki lebih lanjut, mereka menemukan bahwa sebagian besar penyebutan tersebut berasal dari berita tentang kontroversi yang melibatkan organisasi lain dengan nama yang mirip.

Jadi, jika hanya mengandalkan alat analisis media, organisasi tersebut mungkin telah mengambil keputusan berdasarkan informasi yang keliru.

Selain itu, biaya bulanan untuk alat tersebut ternyata cukup besar, dan organisasi nirlaba dengan anggaran terbatas mungkin merasa sulit untuk mempertahankannya dalam jangka panjang. Mereka mungkin lebih memilih untuk menggunakan dana tersebut untuk program konservasi langsung atau pendidikan lingkungan, yang mungkin memberikan dampak jangka panjang yang lebih besar bagi misi mereka.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya memahami keterbatasan teknologi dan tidak hanya mengandalkannya sebagai satu-satunya sumber informasi dalam evaluasi program PR.

Akhirnya, meskipun analisis media mungkin relevan bagi organisasi besar, namun bagi organisasi nirlaba skala kecil, relevansinya masih dipertanyakan. Mereka mungkin lebih memerlukan pendekatan yang lebih otentik dan langsung daripada mengandalkan analisis data media yang kompleks.

Sebagai ilustrasi, mari kita bayangkan sebuah organisasi nirlaba kecil yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil. Organisasi ini lebih sering berinteraksi langsung dengan komunitas setempat melalui workshop, pertemuan komunitas, dan kegiatan edukasi langsung.

Ketika tim organisasi ini mencoba menerapkan alat analisis media, mereka menemukan bahwa eksposur media mereka memang sangat terbatas. Namun, saat mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat, mereka menerima feedback positif dan melihat perubahan nyata dalam perilaku dan pemahaman komunitas terhadap isu yang mereka dukung.

Jika organisasi tersebut hanya mengandalkan analisis media, mereka mungkin merasa bahwa upaya mereka tidak efektif. Namun, kenyataannya, dampak nyata yang mereka berikan terhadap masyarakat jauh lebih signifikan daripada yang dapat diukur oleh eksposur media.

Situasi ini menunjukkan bahwa bagi organisasi nirlaba skala kecil, pendekatan langsung dan otentik mungkin jauh lebih relevan. Mereka mungkin mendapatkan lebih banyak manfaat dari mendengarkan feedback langsung dari masyarakat yang mereka layani daripada mencoba untuk memahami dinamika media yang kompleks.

Kesimpulannya, sementara inovasi dalam evaluasi PR patut diapresiasi, namun penting bagi kita untuk tetap kritis dan memastikan bahwa pendekatan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik setiap organisasi.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)