PUBLIC RELATIONS 6.0

Public Relations 5.0 melihat peran penting data dan analitik dalam membantu pengambilan keputusan public relations, baik dalam mengukur dampak kampanye PR, mengelola reputasi, maupun dalam memahami perilaku konsumen dan pasar. Kalau PR 6.0?

Apapun situasinya, praktisi public relations membutuhkan informasi tentang isu-isu publik dan berita yang relevan dengan klien mereka dan/atau industri masing-masing. Karenanya, sangat penting bagi profesional PR untuk membaca, berpengetahuan luas, dan tetap memahami pasar yang ingin dijangkau merek mereka.

Sampai awal 2000an, surat kabar dan publikasi cetak lainnya menjadi sumber informasi yang sangat baik. Namun, karena karakteristik medianya yang cuma bisa menginformasikan (satu arah), praktisi public relations (PR) tidak mengetahui situasi di baliknya semisal percakapan yang terjadi di Internet tentang merek Anda dan pesaing mereka. Mereka tidak mengetahui apakah merek mereka dirasani positif atau negatif. Tahapan ini dikenal sebagai era PR (Public Relation) 1.0.

Mereka membutuhkan sesuatu yang bisa memperluas pikiran – seperti keinginan untuk mencoba strategi baru untuk memperoleh informasi berharga, membangun hubungan, dan berinteraksi dengan cara yang tidak biasa. Ketika internet dan sosial media masuk ke jagad media, PR tidak menyiakannya dan PR masuk ke era baru PR 2.0

Public relations 2.0 adalah gelombang baru hubungan masyarakat yang menggunakan elemen media sosial seperti blogging, pemasaran viral, jejaring sosial, dan optimisasi mesin pencari untuk menyampaikan kata-kata Anda dengan cara yang bermakna ke konsumen.

Kemudian, tahun  2005an, PR masuk ke era ketiga. Ini terjadi ketika berkembang fasilitas unik  menavigasi lingkungan yang membuat perusahaan dan merek semakin tidak memiliki kendali. Pada era 3.0, media, terutama televisi dan radio menjadi digital. Sebagai dampaknya, tidak ada lagi frekuensi yang menghambat sehingga pertumbuhan media akan meningkat pesat. Dalam konteks PR, public yang harus ditangani semakin banyak dan beragam public.  

Ketika masuk era industri 4.0 yang berbasis artificial intelligent (AI) dan era big data, teknologi robot, dan serba internet dan sosial media, PR bertransformasi dan berkembang PR 4. Praktisi PR bisa membuat rilis, mencari bahan dan sebagainya dengan bantuan robot misalnya.

Lanskap media sosial berubah total dan muncul pemain baru seperti blogger, pembuat konten (content creator), conten marketing, influencer digital, dan sebagainya secara akurat menunjukkan perubahan ini. Intinya adalah semuanya tentang menciptakan hubungan antara audiens dan perusahaan, dan menjaganya tetap hidup.

Public Relations 4.0 menekankan pentingnya peran teknologi dalam public relations, termasuk penggunaan media sosial, analisis data, dan penggunaan alat-alat teknologi lainnya. Pada intinya, gagasan ini mempromosikan pendekatan yang lebih personal dalam berkomunikasi dengan pemangku kepentingan, dengan menggunakan data dan teknologi untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka. Konsep ini juga menekankan pentingnya kolaborasi dan keterbukaan dalam mengembangkan hubungan yang sehat dan produktif dengan pemangku kepentingan.

Adakah Public Relations 5.0? Secara konsep, public relations 5.0 adalah integrasi antara teknologi, data, dan manusia. Konsep ini melihat bahwa era digital telah memengaruhi dunia public relations dengan cara yang signifikan, dan perlu adanya pendekatan yang berbeda untuk dapat memenuhi kebutuhan publik, bisnis, dan masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung.

Secara konsep, Public Relations 5.0 memperlihatkan bahwa PR harus mengambil langkah maju untuk beradaptasi dengan perubahan, yang terutama terkait dengan pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang. Namun, selain aspek teknologi, PR juga harus memperkuat hubungan yang lebih humanistik dengan pemangku kepentingan dan masyarakat, dengan menunjukkan kepedulian dan empati dalam setiap interaksi.

Contoh hubungan yang lebih manusiawi dalam konteks public relations adalah dengan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian dalam setiap interaksi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan data dan analitik untuk memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan, sehingga dapat memberikan solusi dan pengalaman yang lebih baik bagi mereka.

Selain itu, perusahaan juga dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui kampanye sosial dan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada isu-isu sosial dan lingkungan yang penting bagi masyarakat. Dengan cara ini, perusahaan dapat menunjukkan bahwa mereka peduli dengan masyarakat dan bertanggung jawab dalam operasinya.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)