Dari Kuala Lumpur PR Conference 2019: Ketika ASEAN Comms Person Merangkul Disrupsi

Kuala Lumpur, MIX-MarComm -- Para guru komunikasi di ASEAN yang berkumpul pada acara Kuala Lumpur International PR Conference, Kamis (14/11), mengingatkan kembali bahwa kecepatan respons menjadi esensi (currency) dari komunikasi pada era disrupsi. “Quick response is very important,” kata Prita Kemal Gani, President of ASEAN PR Network (APRN) yang membawakan tema “Effective ASEAN Communication for Better Business Results.” Kecepatan respons ini penting dalam upaya membangun persepsi, ujar Dato' Sri Haji Ibrahim Abdul Rahman, President of Institute PR Malaysia (IPRM). “We need manage the perception to get trust,” tuturnya menggarisbawahi bahwa mendapatkan kepercayaan dari publik adalah tujuan akhir dari membangun persepsi. Dia berbicara pada sesi bertajuk “Goverment Relations 2020.”

Event yang menghadirkan 13 guru komunikasi seantero ASEAN dan negara-negara tetangga New Zealand, China, dan India itu disambut dengan keynote speech dari Sekjen Kementrian Komunikasi dan Multimedia Malaysia Dato' Suriani Dato' Ahmad. Suriani pada kesempatan itu membawa pesan kepada semua praktisi komunikasi dan PR agar menjadi technology disruptors yang baik. Teknologi informasi dan perubahannya, katanya, telah membawa banyak perubahan untuk warga dan kesejahteraan ekonomi mereka.

Ambil inspirasi dari seluruh dunia, berinovasilah, implementasikan dan jadilah game changer. Kita semua harus bergulat dengan ide disrupsi,” katanya. Comms person harus memahami bahwa pada era disrupsi ini orang tidak lagi puas dengan komunikasi model top-down. Masukan mereka dan transparansi juga penting. “Debat, usulan, dan masukan dari seluruh warga Malaysia seharusnya diambil sebagai pertimbangan. Sebelum kebijakan diberlakukan, Internet dapat menjadi ruang untuk musyawarah. Masukan dari warga ini akan diterjemahkan oleh agensi pemerintah melalui berbagai platform," katanya kepada sekitar 200 praktisi PR internasional dan lokal yang menghadiri konferensi ini.

Jaffri Amin, Conference Director pada program ini, membuka acara dengan pengantar singkat yang mengingatkan hadirin tentang perubahan para pemangku kepentingan dunia komunikasi akibat disrupsi. “Your stakeholders today need ANGEL and SATAN,” katanya. SATAN yang dimaksudkan adalah akronim dari “Say Always Together Awesome Naturally.” Sedangkan ANGEL yang dimaksudnya adalah akronim dari “Advertising-New Media-Generations-Engagement-Love.”

Selain Jaffri Amin, Prita Kemal Gani, dan Dato' Sri Haji Ibrahim, narasumber lain dalam konferensi ini antara lain adalah Executive Director at PR Knowledge Hub New Zealand Catherine Arrow, Presidentof PRGC China Pamela Yin Xiaodong, Dean of Academics at The School of Communications and Reputation India Hermant Gaule, Managing Director of FTI Consulting Liz Kamaruddin, dan perwakilan dari Thailand PR Association Nuttaboon Pornrattanacharoen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)