Universitas Budi Luhur Usung Kampanye "Pemberdayaan Kearifan Lokal"

Sejalan dengan slogannya "Membangun Generasi Cerdas Berbudi Luhur", sejak dua tahun lalu Universitas Budi Luhur mulai mengusung kampanye bertema "Pemberdayaan Kearifan Lokal". Dijelaskan Ketua Prodi Hubungan International FISIP Universitas Budi Luhur Yusran, S.IP, MSi, kampanye tersebut digelar dalam rangka mensosialisasikan nilai-nilai budi luhur Universitas Budi Luhur.

Menggandeng 19 instansi, baik itu dari industri rumah sakit, apotek, kontraktor, sekolah tinggi kesehatan, dan sebagainya, Universitas Budi Luhur konsisten mensosialisasikan nilai-nilai kearifan lokal ke tingkat nasional maupun global.

"Kami melihat, belakangan ini, ada kecenderungan nilai-nilai kearifan lokal sudah mulai tergerus. Oleh karena itu, sejalan dengan visi misi kami menciptakan generasi cerdas berbudi luhur, sejak tahun 2012 lalu kami mengusung kampanye 'Pemberdayaan Kearifan Lokal'. Langkah globalization atau mengglobalkan milai-nilai kearifan lokal, tersebut juga menjadi salah satu upaya Universitas Budi Luhur bersaing di tingkat global," ungkap Yusran.

Kegiatan awal kampanye tersebut dimulai dengan menggelar Konvensi Nasional pada Oktober 2012 lalu dengan tema "Globalisasi dan Kearifan Lokal". Selanjutnya, pada penghujung Maret tahun 2014 ini, berbarengan HUT ke-35, Universitas Budi Luhur kembali menggelar event konferensi global bertajuk "Pemberdayaan Kearifan Lokal untuk Menuju Kesinambungan Pembangunan Berkelanjutan". Antara lain, dengan menghadirkan para pembicara dan peserta mahasiswa dari dalam dan luar negeri.

Dalam kesempatan itu, Pendiri Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti Djaetun HS, menawarkan delapan solusi yang berbasis kearifan lokal guna menjawab delapan pilar yang ingin dicapai Millenium Development Goals (MDGs). "Kami ingin berperan dalam memberikan solusi pada berbagai permasalahan yang dihadapi negara Indonesia, melalui local wisdom," terang Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Ir. Suryo Hapsoro, Ph.D.

Demi mem-virus-kan nilai-nilai kebudiluhuran lewat kampanye "Pemberdayaan Kearifan Lokal", Universitas Budi Luhur juga mendirikan Pusat Studi Kebudiluhuran pada tahun 2012. Ditambahkan Yusran, pusat studi tersebut akan mengkampanyekan "Pemberdayaan Kearifan Lokal" lewat berbagai kegiatan penelitian, pengabdian ke masyarakat, dialog, simposium, hingga sarasehan Kebudiluhuran.

"Pada Sarasehan Kebudiluhuran misalnya, kami mengundang dan mengajak seluruh instansi yang memiliki nama yang sama dengan kami, Budi Luhur. Hasilnya, ada 19 instansi, baik itu dari industri rumah sakit, apotek, kontraktor, sekolah tinggi kesehatan, dan sebagainya. Hasilnya, rupanya mereka punya visi dan misi yang sama dengan kami. Oleh karena itu, kami akan jadikan event ini sebagai acara tahunan," ia menerangkan.

Harapannya, melalui sinergi dengan berbagai instansi yang memiliki nama yang sama itu, Universitas Budi Luhur akan mudah mengamplifikasi nilai-nilai kearifan lokal ke tingkat nasional maupun global. "Kami berharap instansi-instansi yang memiliki nama maupun visi dan misi yang sama, Budi Luhur, dapat menjadi simpul-simpul di setiap daerah untuk dapat menciptakan viral sekaligus gerakan pemberdayaan kearifan lokal," tutup Yusran yang menyebutkan bahwa kampanye tersebut akan menjadi program berkelanjutan Universitas Budi Luhur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)