Setahun setelah IDCamp digelar, pada 2020, IOH menggelar inisiatif SheHacks, yakni program inovasi bagi perempuan Indonesia untuk mengurangi kesenjangan gender dengan memberdayakan keahlian mereka dalam menggunakan teknologi. Insiatif ini selaras dengan SDGs ke-5 (gender equality), ke-10 (reduces inequalities), ke-17 (partnership fof the goals).
Melanjutkan kesuksesan tahun-tahun sebelumnya, SheHacks 2022 kembali digelar. Melalui inisiatif itu, IOH akan memperluas cakupannya dengan memasukkan isu-isu lingkungan, di samping isu ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Melalui SheHacks, IOH juga akan memberdayakan perempuan Indonesia di bidang teknologi dengan serangkaian sesi mentoring, inkubasi, pendampingan, dan diperkaya dengan bootcamp serta demo day untuk membantu mereka terhubung dengan para pemangku kepentingan utama dan mewujudkan ide-ide inovatif atau prototipe produk mereka menjadi solusi yang nyata.
Dalam kesempatan konferensi pers yang digelar pada April 2022 lalu, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menuturukan, “Peran perempuan Indonesia di bidang teknologi dan manajemen kepemimpinan masih berpotensi tinggi untuk ditingkatkan. Melalui program SheHacks, kami ingin memberdayakan kapasitas mereka dalam menggunakan teknologi dan membantu mereka mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi kesenjangan gender dan masalah kehidupan nyata yang mereka hadapi.”
Hasilnya, sejak diluncurkan pada tahun 2020 lalu, program tersebut telah menerima lebih dari 500 proposal dan berhasil memberdayakan lebih dari 1.500 perempuan di bidang teknologi di seluruh Indonesia.
Program Environmental
Pilar CSR lainnya yang dijalankan IOH secara berkelanjutan adalah Enviromental atau lingkungan. Pilar tersebut sejalan dengan SDGS ke-14 (Life Below Water) dan ke-15 (Life on Land).
Salah satu inisiatif Lingkungan yang dihadirkan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) adalah program “Sampah Jadi Pulsa” yang telah digelar pada Juni 2022 lalu. Berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, dan Mall BTM Bogor, di program “Sampah Jadi Pulsa” , IOH mengajak masyarakat untuk menukarkan botol plastik bekas dengan pulsa IM3 maupun Tri melalui Reverse Vending Machine (RVM) Plasticpay yang ditempatkan di Mall BTM Bogor.
“Sampah Jadi Pulsa merupakan salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) IOH di dalam pilar Lingkungan. Program ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi limbah botol plastik dan menjaga kelestarian alam dengan pemanfaatan teknologi digital,” ungkap Vikram Sinha, pada konferensi pers yang digelar Juni 2022 lalu.
Poin-poin yang didapatkan dari program “Sampah Jadi Pulsa” dapat ditukarkan dengan pulsa IM3 atau Tri, yang bisa digunakan untuk membeli kuota data, telepon, SMS, serta aktivasi layanan Over-the-Top (OTT) seperti aplikasi streaming musik dan film. Sementara itu, botol plastik bekas yang terkumpul melalui RVM akan dikelola oleh Plasticpay menjadi kerajinan tangan dan bentuk lain sebagai bagian dari pemberdayaan komunitas mitra UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Plasticpay adalah gerakan sosial berbasis platform digital, yang mengajak masyarakat untuk mengubah sampah botol plastik yang merusak lingkungan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai lebih, dan membawa kebaikan.
Selanjutnya, pada Agustus 2022 lalu, IOH juga telah meluncurkan program CSR Konservasi Laut di Jembrana, Bali, yang berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Program tersebut memiliki empat utama yang berfokus pada rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, dan penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.
Pada kesempatan konferensi pers yang digelar Agustus 2022, Vikram Sinha menegaskan, ”Sejak IOH resmi memulai perjalanannya pada 4 Januari 2022, kami memiliki misi untuk memberikan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan setiap orang Indonesia. Melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta berbagai komunitas pegiat lingkungan. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals nomor 14, yakni Ekosistem Lautan, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan."